Dia menuturkan, informasi yang diterima dari Jaek, Bon tewas karena terlindas motor yang dikendarai oleh warga kelompok Temenggung Apung. Dia tidak serta merta mempercayai informasi tersebut.
"Saya belum ketemu sama Temenggung Apung. Jadi belum bisa menyimpulkan," tuturnya.
Menurutnya, tidak mungkin membuat keributan dengan kelompok Temenggung Apung yang mamiliki ikatan saudara. "Mana mungkin, saya ribut sama kelompok Temenggung Apung. Kami masih ada ikatan saudara," ucapnya.
Pada kesempatan terpisah, Temenggung Apung mengungkapkan sudah mendapat kabar terkait kelompoknya akan diserang oleh kelompok Temenggung Buyung.
Bahkan, dia sudah siap menghadapi ancaman serangan tersebut. Sementara, dia juga meyakini serangan itu tidak akan dilakukan.
"Inikan cuma salah paham. Maklum banyak yang menyampaikan tidak-tidak soal meninggalnya anak Jaek. Anak Jaek itu meninggal dunia karena terjatuh dari motor bukan karena terlindas motor," ucap Temenggung Apung.
Kabar beredar itu, kata dia membuat warga was-was. Dia telah menghubungi pendamping mereka dari ORIK.
Ketua ORIK, Ahmad Firdaus menjelaskan, sudah menemui kedua belah pihak. "Saya sudah ketemu sama Temenggung Apung dan Temenggung Buyung. Intinya, ini hanya salah paham, salah komunikasi," katanya.
Dia menyampaikan, kejadian dua kelompok SAD ini akan diselesaikan secara adat. Mereka sepakat dalam waktu dekat akan melakukan musyawarah adat.
"Sudah ada sepakat permasalahan ini dibahas di musyawarah adat. Musyawarah bakal digelar pada Rabu nanti. Lokasinya kalau tidak di kantor desa, di rumah Temenggung Apung," ucapnya.
Dia berharap, dalam musyawarah adat nanti tidak terjadi lagi kesalahpahaman antara kedua kelompok SAD.
"Mereka semua mempunyai hubungan kekerabatan. Mudah-mudahan saat musyawarah adat nanti tidak terjadi ribut-ribut," ucapnya.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait