Demi Bayaran Seikhlasnya, Tukang Cukur Lansia di Pandeglang Rela Jalan Kaki 10 Km
Tak Pulang dan Tak Makan
Terkadang dalam satu hari Pak Ukat sama sekali tidak mendapatkan satu pelanggan. Jika begitu, dia memilih untuk tidak pulang. Hal ini karena tak ada uang yang bisa dibawa pulang ke rumah.
“Kalau usahanya kurang penghasilan ya enggak pulang. Kalau ada hasil baru pulang,” tuturnya.
Saat tidak pulang, Pak Ukat akan memilih tidur di emperan atau di tempat yang membuat dirinya nyaman untuk beristirahat. Tidak hanya itu saja, Pak Ukat sering tidak makan ketika tak mendapatkan pelanggan.
“Kemana aja (kalau tidak pulang),” ungkapnya.
Sang Istri, Necih pun merasa kasihan dengan suaminya yang harus berjalan kaki mengais rezeki.
“Ngeliatnya kasian. Tapi kalau enggak, makan dari mana, belanja dari mana. Kasihan sama dia,” ujar Necih.
Bermimpi Miliki Sepeda dan Alat Cukur Baru
Impian Pak Ukat saat ini sederhana. Dia hanya ingin memiliki sebuah sepeda agar tidak lagi berjalan kaki.
Saat ini kedua kakinya sering sakit akibat usianya yang tak muda lagi.
“Pengen bagaimana saya tidak jalan kaki lagi karena sudah tua. Saya minta bantuan sepeda atau apalah. Capek karena berjalan kaki,” tuturnya.
Dia juga berharap ada orang yang mau membelikan alat-alat cukur yang baru/agar pelanggannya mau dicukur olehnya.
Editor: Dita Angga Rusiana