LEBAK, iNews.id- Para korban tanah bergerak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten tampak kebingungan karena harus tinggal di tenda pengungsian tanpa kepastian hingga kapan. Mereka sangat berharap adanya relokasi ke tempat yang lebih aman.
Seperti diketahui rumah mereka di Kampung Cihuni, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak mengalami retak-retak dan bahkan ada yang roboh akibat bencana alam tersebut.
Saat ini mereka sementara tinggal di tenag pengungsian yang didirikan relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana).
"Kami ingin hidup bersama keluarga aman dan nyaman dari ancaman bencana alam itu," kata Ipah (35), seorang pengungsi yang warga Kampung Cihuni.
“Kami minta pemerintah daerah segera berupaya untuk merelokasi warga yang terdampak bencana alam itu," lanjutnya
Tanah bergerak di pemukiman itu telah berlangsung satu bulan terakhir. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Saat ini, mereka merasa kehidupan tidak nyaman karena tinggal di tenda pengungsian dengan kondisi cukup memprihatinkan.
"Kami terpaksa membongkar rumah, karena kondisi bangunan rumah terancam roboh akibat tanah bergerak," kata Juli (58), seorang warga Cihuni.
Kepala Desa Curugpanjang Yadi mengatakan tanah bergerak di kampung itu berdampak terhadap 37 rumah warga, 48 kepala keluarga atau 173 jiwa.
Editor : Dita Angga Rusiana
Artikel Terkait