get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Jalur Alternatif Sumbar Jambi, Solusi Perjalanan Aman dan Nyaman di Pulau Sumatera

Suku Anak Dalam Tembak Satpam Perusahaan, Warsi: Mereka Kehilangan Sumber Penghidupan

Senin, 01 November 2021 - 09:29:00 WIB
Suku Anak Dalam Tembak Satpam Perusahaan, Warsi: Mereka Kehilangan Sumber Penghidupan
Wakapolda Jambi Brigjen Pol Yudawan Roswinarso menjenguk tiga satpam yang ditembak Suku Anak Dalam di Sarolangun. (Foto: MNC Portal/Azhari Sultan)

JAMBI, iNews.id - Penembakan yang dilakukan oleh Suku Anak Dalam (SAD) terhadap tiga satpam perusahaan di Sarolangun, Jambi terkait konflik dengan perusahaan. Warga SAD merasa kehilangan sumber penghidupan mereka setelah kedatangan perusahaan pengelolaan kebun sawit.

"Ini yang jadi intinya. Orang rimba kehilangan sumber penghidupan mereka akibat beralih fungsi menjadi perkebunan sawit,"ujar Manajer Program Suku-Suku Komunitas Konservasi Indonesia Warsi, Robert Aritonang, Senin (1/11/2021).

Robert meminta persoalan penembakan ini tidak dilihat secara parsial. Menurutnya, rentetan kasus ini merupakan akumulasi dari persoalan-persoalan dasar komunitas adat marginal yang tidak terselesaikan dengan baik.

Dia menambahkan, perusahaan hadir dan membiarkan komunitas itu terlunta-lunta di dalam lahan mereka tanpa ada upaya untuk mengakomodir SAD dan memperlakukan mereka layaknya bagian dari anak bangsa.

Di sisi lain, kebun sawit tidak lagi ada umbi di dalam tanahnya. Tidak ada lagi pohon buah untuk konsumsi. Sehingga orang rimba mengambil brondol yang jatuh untuk ditukarkan dengan beras. 

"Kondisi ini yang menjadikannya sumber persoalan. Pembiaran yang terlalu lama pada nasib orang rimba telah menyebabkan semakin buruknya kualitas hidup orang rimba,” kata Robert.

 
Dia juga menyesalkan adanya anggapan ketika orang rimba melakukan aktivitas mengambil brondol dianggap sebagai pelaku kriminal pencurian. Mereka juga dengan sangat mudah diperlakukan sewenang-wenang. 

“Tidak ada perhitungan dari perusahaan bahwa orang rimba sudah ada di situ jauh sebelum mereka hadir,” tutur Robert. 

Akibat anggapan itu, orang rimba dianggap pelaku kriminal sehingga satpam perusahaan yang tentunya atas arahan perusahaan melakukan tindakan yang mereka yakini sebagai bentuk perlindungan tempat usaha.

"Orang rimba seolah dianggap sebagai penumpang di lahan tersebut. Sehingga semua tindakan mereka dianggap kriminal. Kesalahannya disitu, tidak melihat Orang Rimba bagian dari anak bangsa," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya tiga satpam perusahaan di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun menjadi korban penembakan yang dilakukan warga SAD. 

Diduga kejadian tersebut buntut dari warga SAD yang dilarang mengambil buah sawit di area perusahaan oleh satpam.

Editor: Reza Yunanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut