Kesultanan Buton, Kerajaan di Sultra yang Pemimpinnya Dukung Ganjar Pranowo
Kesultanan Buton juga memiliki sistem legislasi yang terdiri dari Majelis Sara Buton, yang dibagi menjadi tiga fraksi: fraksi rakyat, fraksi pemerintahan, dan fraksi agama. Sistem ini mencerminkan prinsip demokrasi dalam pengambilan keputusan di kesultanan.
Ekonomi Kesultanan Buton juga berkembang dengan baik, terutama dalam perdagangan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya. Mereka menggunakan alat tukar yang disebut Kampua, yang terbuat dari kain tenun. Pajak juga diterapkan di wilayah kesultanan.
Kesultanan Buton juga memiliki sistem hukum yang tegas dan adil, yang berlaku sama bagi semua warga, termasuk para pejabat pemerintahan. Hukuman tegas, bahkan hukuman mati, diberikan kepada mereka yang melanggar sumpah jabatan.
Masyarakat Buton terdiri dari berbagai suku dan etnik, yang dapat hidup bersatu dalam kesultanan ini. Mereka memiliki bahasa dan budaya yang beragam, tetapi berhasil bersatu dalam sistem pemerintahan yang adil dan berdasarkan musyawarah.
Kesultanan Buton juga memiliki sistem pertahanan yang kuat, yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan dan pertahanan kesultanan. Mereka memiliki falsafah perjuangan yang menekankan pengorbanan demi keselamatan diri, negeri, agama, dan pemerintah.
Kerajaan yang berada di Buton ini memiliki warisan budaya yang kaya, termasuk gamelan yang mirip dengan gamelan Jawa, serta berbagai bahasa dan tradisi suku yang berbeda. Kesultanan ini juga dikenal dengan struktur pemerintahan yang unik dan prinsip demokrasi yang dijalankan dalam pengambilan keputusan.
Demikian sejarah seputar Kesultanan Buton, kerajaan di Sulawesi Tenggara yang sultan-nya turut mendukung Ganjar Pranowo. Semoga bermanfaat.
Editor: Kurnia Illahi