Komjen Ari Dono mengatakan, investigasi ini melibatkan tim gabungan sebagaimana harapan publik agar penyelidikan benar-benar terbuka. Polisi menggandeng pihak kampus dan Komnas HAM dan Ombudsman.
"Kami ajak pihak-pihak yang kompeten dan paham tentang upaya investigasi," kata dia kepada wartawan saat mengunjungi Kota Kendari, Sultra, Sabtu (28/9/2019).

Investigasi Kasus Kematian 2 Mahasiswa saat Demo di Kendari, Polri Libatkan Ombudsman
Wakapolri, Komjen Pol Ari Dono Sukamto saat mengunjungi Kendari untuk mengecek investigasi Polri terkait insiden 2 mahasiswa tewas saat unjuk rasa. (Foto: iNews).

Wakapolri Berangkat ke Kendari untuk Ikut Tangani Kasus Mahasiswa Tewas Diduga Tertembak
Dari hasil penyelidikan awal, tim investigasi telah menemukan tiga selongsong peluru di sekitar tempat kejadian (TKP) Gedung DPRD Sultra. Dari bukti-bukti tersebut, tim akan mengumpulkan barang bukti lainnya serta melakukan kajian secara transparan.
Tim gabungan juga telah mengantongi data hasil autopsi dan rekam medis dari kedua jenazah untuk dicocokkan dalam rangkaian teknik investigasi.
"Insya Allah secara periodik hasil investigasi akan disampaikan kepada publik. Harapannya lebih cepat lebih baik. Sekarang pun tim sudah bekerja," ujar Ari Dono.
Proses pengumpulan barang bukti di sekitar TKP, Gedung DPRD Sultra. Setelah ini tim akan melakukan kajian untuk mengungkap kasus tersebut. (Foto: iNews).
Sebelumnya, seorang mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Haluoleo, semester 7 angkatan tahun 2016 La Randi (21) tewas diduga karena peluru tajam menembus dada.
Kemudian, pada Jumat (27/9/2019), korban meninggal pun bertambah, yaitu mahasiswa jurusan Teknik D3 Universitas Haluoleo Kendari Mu Yusuf Kardawi (19) setelah menjalani perawatan intensif pascaoperasi di RSU Bahteramas Kendari.
Editor: Andi Mohammad Ikhbal













