BBM Langka di Lembata, Warga Harus Antre sejak Malam di SPBU
LEMBATA, iNews.id – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) terjadi di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Warga harus rela mengantre sejak malam di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU).
Keadaan ini sudah cukup lama dirasakan warga. Namun, kondisi semakin parah setelah Lembata diterjang banjir bandang, dampak Siklon Tropis Seroja, dan lava dingin Gunung Ile Lewotolok.
Bagi warga yang tidak sanggup mengantre, harus rela membayar dengan harga mahal untuk mendapatkan BBM yang dijual di pinggir jalan. Harga sebotol bensin, pertalite maupun pertamax, dijual dari Rp30.000 hingg Rp50.000.

Namun, karena membutuhkannya untuk beraktivitas dan mobilitas setiap hari, warga tidak punya pilihan lain. Mereka rela mengantre panjang sejak malam dan membayar lebih untuk mendapatkan BBM. Begitu pun, masih banyak warga tidak kebagian karena sejumlah SPBU hanya buka satu hingga dua jam saja menyusul stok BBM yang habis.
Dari pantauan iNews, Selasa (13/4/2021), antrean panjang baik sepeda motor dan mobil terus memanjang di sejumlah SPBU untuk mengisi bahan bakar. Mereka juga rela menginapkan kendaraan di sepanjang jalan menuju SPBU agar keesokan harinya dapat memperoleh BBM.
Warga Lembata, Madiah berharap pemerintah memberikan perhatian terkait masalah BBM di Lembata pascabencana. Pemerintah diharapkan bisa mengatur suplai dan distribusi BBM ke Kabupaten Lembata sehingga tidak terjadi kelangkaan dan harga tidak melonjak.
“Saat ini kami kesulitan mendapatkan BBM. Kami harus antre dari malam supaya bisa mengisi bahan bakar. Kalau tidak, kami harus membayar sampai Rp50.000 per botol dari pedagang di pinggir jalan,” katanya.
Warga juga khawatir kondisi ini masih berlangsung lama. Sementara warga saat ini juga masih kesulitan setelah terdampak banjir bandang belum lama ini.
“Kami berharap kondisi ini tidak berlangsung lebih lama lagi, apalagi saat ini kami sudah kesulitan karena dampak banjir bandang,” kata warga lainnya.
Editor: Maria Christina