2 Penambang Emas Tertimbun di Kotawaringin Barat Dievakuasi dalam Kondisi Meninggal
KOTAWARINGIN BARAT, iNews.id - Dua dari 10 penambang emas yang tertimbun dalam kecelakaan kerja penambangan emas rakyat di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng), berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia, Jumat (20/11/2020). Seorang lagi sudah terlihat dan segera dievakuasi.
Kedua korban berhasil dievakuasi dari lubang tambang di kawasan Sungai Seribu, RT 6, Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara (Aruta), oleh tim gabungan Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, dan Polri. Para penambang emas juga ikut membantu mengevakuasi sekitar pukul 11.30 WIB tadi.
Anggota Pos SAR Pangkalan Bun, Kantor SAR Pangkalan Bun, Indra Saputra mengatakan, dua korban penambang yang berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia bernama Yuda (24) asal Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), dan Rana Solihat (20), asal Cikeusal, Kabupaten Tasikmalaya, Jabar.
"Saat ini kedua jenazah sudah dibawa menuju RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun menggunakan mobil ambulans," ujar Indra.
Selain itu, masih ada satu orang lagi penambang yang sudah terlihat dan segera dilakukan evakuasi. "Masih satu orang lagi yang sudah terlihat dan masih proses evakuasi. Untuk sisanya tujuh orang penambang masih belum ditemukan sama sekali," katanya.
Data yang berhasil dihimpun, lubang tambang emas yang sudah mencapai kedalaman sekitar 65 meter ini terjadi bukan karena longsor. Namun, diduga kuat ini disebabkan lubang yang saat digali tembus ke tambang lama yang banyak airnya. Akibatnya, saat 10 penambang beraktivitas, tambang yang lama jebol membawa air bah dan menghantam semua penambang, Rabu (18/11/2020), sekitar pukul 20.00 WIB.
Lurah Pangkut Atan sebelumnya mengatakan, longsor di kawasan penambangan emas ilegal itu terjadi Rabu malam saat hujan deras mengguyur Kelurahan Pangkut.
“Di saat itu juga lubang tambang emas milik saudara Riky longsor dan menimbun lubang yang dibuat para pekerja sedalam 60 meter ke bawah,” ujar Atan.
Editor: Maria Christina