10 Kesenian Indonesia yang Hampir Punah, Sempat Populer di Zamannya
Merupakan kesenian tari dari Bengkulu. Biasanya ditampilkan saat acara perkawinan. Tarian ini dimainkan secara berpasangan dan diiringi oleh alat musik bernama serunai.
Tarian ini diangkat dari cerita rakyat Malin Deman yang merupakan manusia bumi dan Puti Bungsu, yakni manusia langit. Tari ini awalnya untuk menghibur Puti Bungsu yang berpisah dengan Malin Deman.
Gerakan tari gandai diambil dari gerakan satwa yang menggambarkan kekecewaan Malin Deman ditinggal oleh Puti Bungsu. Kini, tari gandai berubah menjadi tarian untuk hiburan malam di acara-acara pernikahan ataupun pesta rakyat di Kabupaten Mukomuko.
Merupakan tarian dari Jawa Barat digunakan untuk memanggil hujan. Ngaguyah hujan biasanya ditampilkan ketika ada ritual memanggil hujan.
Namun, sayangnya sekarang hanya sedikit orang yang mengetahui tata cara menjalankan ngaguyah hujan.
Merupakan seni tradisional dari Subang, Jawa Barat. Sebutan lain kesenian ini, Gotong Singa atau Odong-odong. Menurut Abah Salim yang merupakan perajin patung singa.
Awal mula keberadaan kesenian sisingaan di Kabupaten Subang berawal dari kegiatan ritual masyarakat yang akan menyunat laki-laki.
Dengan cara dihibur lebih dahulu, diarak keliling kampung menggunakan kursi dihias atau disebut juga Jampana. Diangkat oleh orang dewasa, pengantin sunat duduk di atas jampana.
Musik pengiring menggunakan alat seadanya seperti Dog-dog, kendang, kempul, kecrek dengan pola tabuh pencak silat.
Termasuk ke dalam karya masyarakat dataran tinggi Gayo di Provinsi Aceh yang terbuat dari tanah liat. Keni sudah terkenal oleh masyarakat Gayo sejak zaman prasejarah dan dibuktikan dengan penemuan peradaban manusia di tepi Danau Lut Tawar.
Keberadaan seni ini sudah jarang ditemukan, jika ada hanya di waktu-waktu tertentu. Keni sebagai hasil kerajinan tangan kamu perempuan masyarakat Gayo dan dibedakan menjadi empat macam bentuk yang disesuaikan dengan jenis kelamin kaum laki-laki pemakainya
Masing-masing bentuk memiliki ciri serta fungsi berbeda, misalnya Keni Rawan yang berkaki tinggi dan melebar ke bawah dipakai oleh kaum laki-laki. Keni Banan yang berbentuk bulat tanpa kaki dipakai kaum perempuan.
Keni Labu bentuknya mirip buah labu dipakai oleh sesepuh perempuan dan Keni Ganyong juga bentuknya mirip buah labu dengan ukuran lebih kecil dipakai oleh anak-anak. Namun secara umum, kegunaan utama keni bagi masyarakat Gayo merupakan sebagai wadah air minum.
Merupakan kesenian tradisional dari Ponorogo, Jawa Timur. Tari ini dilakukan secara massal dengan tokoh lakon yang menampilkan struktur cerita yang mengiringi proses tari.
Biasanya, masyarakat ponorogo dan sekitarnya akan mementaskan tari reog setiap malam satu suro dan pada malam bulan purnama. Seiring dengan perkembangan zaman, tari reog kini tidak hanya digunakan untuk ritual adat saja tetapi juga sebagai penghormatan untuk menyambut tamu.
Tari tradisional dari Pulau Lipan, Kepulauan Riau. Tari ini biasanya dipertunjukkan sebagai hiburan untuk mengisi waktu senggang. Namun, disayangkan tarian ini hampir punah karena masyarakat jarang menampilkannya karena tergeser oleh teknologi modern.
Tari merawai dimainkan anak dara dengan jumlah penari sebanyak tujuh orang. Pola gerakan tari ini seperti orang yang sedang mengayuh sampan.
Alat musik pengiringnya berupa gendang panjang, gendang pengiring joget, gong dan biola.
Itu 10 daftar kesenian Indonesia yang hampir punah akibat perkembangan zaman dan teknologi modern.
Editor: Kurnia Illahi