LABUAN BAJO, iNews.id – Aktivitas perambahan hutan milik negara, Hutan Bowosie di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT membuat resah warga. Mereka berharap aktivitas itu bisa segera dihentikan karena merusak ekosistem.
Tokoh pemuda Kampung Serenaru, Kelurahan Wae Kelambu, Lasarus Ondos mengatakan, kondisi sebagian hutan kini telah gundul akibat aktifitas perambahan yang dilakukan secara bebas.
"Kami sebagai tokoh muda Serenaru Kelurahan Wae Kelambu sangat menyayangkan kegiatan-kegiatan (perambahan hutan) itu yang mengatasnamakan komunitas Racang Buka itu. Kegiatan perambahan hutan itu sangat meresahkan kami. Dulu bawa kayu kering saja kita ditangkap. Sekarang babat hutan secara liar diam-diam saja,” kata dia, Kamis (2/6/2022).
Dia mengungkapkan, perambahan hutan telah berlangsung sejak 1999 hingga sekarang. Akibat kegiatan itu, sejumlah sumber mata air yang menjadi penopang hidup warga Lancang- Serenaru banyak yang hilang.
Dia meyakini kelompok perambah bukan merupakan warga kelurahan Wae Kelambu.
"Yang saya tahu orang-orang yang kegiatan di sana adalah kumpulan orang-orang yang bukan asli orang Kelurahan Wae Kelambu,” katanya.
Dia berharap semua kegiatan perambahan segera dihentikan dan mengembalikan lahan tersebut kepada pemerintah agar dapat dikelola demi kepentingan bersama.
Diketahui, area hutan Nggorang Bowosie akan dikembangkan pembangunan kawasan pariwisata terpadu yang dilakukan oleh Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait