“Barang yang dikirim distributor ke koperasi itu dijamin pemerintah. Kalau enggak dibayar, ya saya yang bayar. Ini demi kelancaran distribusi dan menjaga harga tetap stabil,” katanya.
Selain kebutuhan pokok, koperasi juga diarahkan untuk membangun kerja sama antarwilayah dan antar-kelurahan. Salah satunya untuk mengelola potensi transaksi ekonomi dari daerah luar seperti Kediri dan Magetan yang selama ini masuk ke Kota Madiun.
“Misalnya laundry dari pengelolaan sampah, nanti koperasi Merah Putih yang siapkan mesin. Pengusaha tinggal kerja sama. Per kilonya berapa, itu urusan bisnis. Yang penting, koperasi hadir sebagai penggerak ekonomi lokal,” kata Maidi.
Tiga koperasi percontohan di Kelurahan Nambangan Lor, Winongo, dan Kerto ditargetkan mulai beroperasi pada bulan depan. Namun, Maidi optimistis seluruh koperasi di 27 kelurahan bisa berfungsi penuh sebelum akhir tahun.
“Secara administrasi semua sudah lengkap, termasuk legalitas notaris. Tahun ini harus jalan semua. Kita jadikan percontohan nasional. Kita ingin menunjukkan bahwa koperasi bisa menjadi tulang punggung ekonomi rakyat,” ujarnya.
Maidi juga meminta agar seluruh pengurus koperasi yang baru dilantik segera bekerja dan rutin menyampaikan laporan perkembangan ke Pemkot. “Kalau sudah siap, tinggal laporan. Kesulitan apa pun nanti saya yang bantu atasi langsung. Saya ini ketuanya koperasi se-Kota Madiun,” tuturnya.
Editor : Anindita Trinoviana
Artikel Terkait