Penampakan Masjid Seribu Tiang yang Dikenal Gegara Gus Dur Singgah Sholat (Foto: iNews/Azhari Sultan)

JAMBI, iNews.id - Masjid Agung Al-Falah, masjid yang dikenal dengan Masjid Seribu Tiang dan merupakan kebanggaan masyarakat Jambi. Masjid ini mulai dikenal usai Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur shalat.

Masjid yang berada di Jalan Sultan Thaha, Legok, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, Provinsi Jambi ini posisinya berada di pusat Kota Jambi. Uniknya, masjid ini hanya memiliki ratusan tiang dan tidak memiliki satu pun jendela dan pintu atau pun sekat batu. 

Menurut Wakil Ketua Umum Pengurus Masjid Al-Falah, Umar Yusuf masjid yang memiliki luas 2,7 hektare dengan bangunan 6.400 meter persegi ini dibangun pada tahun 1971 lalu.

"Prosesnya panjang, memakan waktu selama 9 tahun dengan biaya sebesar kala itu Rp743 juta lebih," ujarnya.

Diakuinya, Masjid Al-Falah termasuk salah satu masjid terbesar yang ada di Indonesia.

"Masjid ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 September 1980 lalu, berkapasitas daya tampung lebih kurang 10.000 jamaah," kata Umar.

Dia menambahkan, walaupun memiliki julukan Masjid Seribu Tiang, tapi jumlah tiang-tiang penyangganya hanya berjumlah 232 buah.  Tidak hanya itu, arsitek pembuatan masjid ini dibuat oleh seorang profesor dari Institusi Tekhnologi Bogor (ITB) yang bernama Profesor Ruseno.

"Dia ini (Ruseno) merupakan guru besar di ITB yang dikenal pembuat kontruksi cakar ayam. Masjid Al-Falah ini yang pertama di Sumatera yang menggunakan kontruksi cakar ayam. Meski konstruksi berupa tiang-tiang saja, tapi ini dipercaya mampu bertahan terhadap adanya goncangan gempa," ujarnya.

Konon penamaan Masjid 1.000 tiang ini diberikan saat almarhum Gus Dur salat disini.

"Mengetahui Masjid Al-Falah berdiri dengan banyak tiang, lalu Gus Dur menyebutnya Masjid 1.000 tiang," ucapnya.

Bahkan seingatnya, karena keunikannya Gus Dur meminta poto Masjid Seribu Tiang untuk bisa dipajang di Istana Negara. Untuk diketahui, bila jemaah memasuki masjid, pada bagian luar akan ditemukan sebanyak 192 tiang berbahan beton yang berwarna putih sebagai penyangga bangunan masjid bagian luar. 

Tiang-tiang tersebut, memiliki ukuran yang lebih kecil bila dibandingkan dengan tiang-tiang pada bagian dalam masjid. 

Selanjutnya, memasuki dalam masjid, berdiri sebanyak 40 tiang dengan diameter yang lebih besar. Tiang-tiang ini berhiaskan ukiran yang dilapisi tembaga. Ada 40 tiang merupakan penyangga utama bagi kubah besar yang terdapat pada Masjid Agung Al-Falah.

Dari sejarah Jambi, pembangunan Masjid Seribu Tiang ini tidak lepas dulunya milik Kerajaan Melayu Jambi yang disebut pada masa Kesultanan Jambi tanah tersebut merupakan Istana Tanah Pilih.

"Ide pembangunan Masjid Agung Al-Falah pertama kali muncul pada tahun 1960-an, yang dikemukakan sejumlah tokoh agama Islam di Jambi. Namun baru dimulai pembangunannya pada tahun 1971," kata Umar.

Tidak hanya Gus Dur, Presiden SBY dan Jokowi termasuk Wakil Presiden Budiono dan Menhamkam Singapura pernah singgah sholat di Masjid Seribu Tiang ini.

Dia juga mengatakan, saat ini Masjid Seribu Tiang tidak hanya menjadi ikon Jambi saja, tapi menjadi wisata religi dari berbagai masyarakat dari luar Provinsi Jambi.

"Bahkan ada jamaah berdoa di Masjid Seribu Tiang ini, doanya dikabulkan oleh Allah SWT," katanya.

Masyarakat Jambi sangat bangga dengan berdirinya masjid unik di Indonesia ini. Seperti yang dikatakan warga Kota Jambi Muhammad Zuber. Dia mengaku takjub dengan bangunan masjid agung ini.

"Banggalah sebagai masyarakat Jambi. Masjid ini hanya ditopang ratusan tiang, tidak ada dinding, pintu ataupun jendela. Siklus angin sangat terasa sekali karena tidak ada AC yang dipasang," tuturnya.

Sedangkan pada sisi mihrab, Masjid Agung Al-Falah ini dihiasi dengan aneka kaligrafi yang terbuat dari kuningan dan tembaga. Bagian kanan mihrab, terpatri kaligrafi yang bertuliskan asma Allah SWT, sedangkan pada sisi kiri berhiaskan kaligrafi Nabi Muhammad SAW. 

Bukan hanya itu, pada kiri dan kanan mihrab, terdapat pula kaligrafi bulat bertuliskan empat sahabat nabi, yakni Abu Bakar Sidik, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Sementara penamaan Masjid Agung Al-Falah sendiri yang dalam bahasa Indonesia berarti kemenangan memiliki dua arti. Dari segi agama, kemenangan bisa dicapai apabila umat muslim senantiasa meningkatkan keimanan serta ketakwaan. 

Sedangkan dalam segi historis, lokasi masjid ini sempat jatuh di tangan Belanda. Namun, berhasil kembali direbut dengan perjuangan rakyat Jambi.

Pada saat itu, pahlawan Jambi Sultan Thaha Syaifudin diangkat sebagai sultan di Kesultanan Jambi. Di bawah kepemimpinan Sultan Thaha Syaifuddin akhirnya, Belanda berhasil dikalahkan.


Editor : Nani Suherni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network