Tangkapan layar video viral kawin tangkap di Sumba Barat Daya, NTT. (Foto: iNews/DION UMBU ANA LODU)

Dalam tradisi lama masyarakat Sumba, kawin tangkap biasanya dilakukan oleh keluarga mempelai pria yang terhalang belis atau mahar tinggi dari pihak perempuan.

Ternyata, pelaksanaan kawin tangkap tidaklah sesadis dan semengerikan itu, namun tahun-tahun terakhir ini tradisi tersebut telah melenceng dari prosedur adatnya.

Dalam tradisi aslinya, kawin tangkap sebenarnya sudah direncanakan dan disetujui terlebih dahulu oleh kedua belah pihak. Prosesnya pun melibatkan simbol-simbol adat, seperti kuda yang diikat atau emas di bawah bantal yang merupakan simbol bahwa prosesi adat tersebut tengah dilaksanakan. 

Perempuan yang akan ditangkap juga sudah mempersiapkan diri dengan berdandan dan mengenakan pakaian adat lengkap. Calon mempelai pria pun lengkap dengan pakaian adat akan menunggangi kuda dan menangkap mempelai perempuan di lokasi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. 

Setelah ditangkap, pihak orang tua laki-laki akan memberikan satu ekor kuda dan sebuah parang Sumba sebagai permintaan maaf dan mengabarkan bahwa calon mempelai perempuannya telah berada di rumah pihak laki-laki. Proses resmi peminangan baru resmi dimulai setelah calon mempelai perempuan setuju untuk menikah, yang kemudian disusul penyerahan belis atau mahar perkawinan. 

Jika adat ini sudah berjalan, tidak ada lagi masalah ataupun persoalan di antara dua belah pihak keluarga dan pihak perempuan akan diperlakukan dengan terhormat sesuai tradisi di Sumba. Jadi tidak ada paksaan dari pihak laki-laki ke pihak perempuan.


Editor : Ahmad Antoni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network