"Jumlahnya itu ada dua ekor, satu besar dan satunya kecil. Apakah yang besar itu induknya atau bapaknya dan kecil anaknya, kita belum tahu," katanya.
Akibat dari kejadian tersebut, warga merasa resah dan aktivitasnya mulai berubah.
"Kalau warga yang jelas resah, pertama itu warga tidak bisa beraktivitas seperti biasa yang bekerja di perusahaan. Jadi, mereka was-was. Karena harimau tersebut sering berkeliaran di lokasi perusahaan atau di belakang perkebunan warga," kata dia.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Kades Seponjen merubah waktu kerja warganya.
"Waktunya yang berubah, yang biasanya pergi kerja pagi-pagi, sekarang ini minimal itu jam delapan baru mulai kerja, kalau pulang sorenya jam 04.00 WIB sudah pulang," tuturnya.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait