ATAMBUA, iNews.id - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI) menggelar acara Grand Opening Atambua Menggapai Pelita di SD Inpres Motaain, Kelurahan Silawan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (9/8/2024). Acara ini menandai dimulainya program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan seperti deteksi dini penyakit tidak menular, perilaku hidup bersih dan sehat serta pendidikan berbasis fun learning seperti mengenal profesi dan budaya untuk anak-anak SDN Inpres Mota’in.
Kegiatan pengmas ini melibatkan berbagai pihak Pemerintah Kabupaten belu, Pemerintah Desa Silawan, Puskesmas Silawan dan masyarakat lokal.
Tepat pukul 10.00 WITA, acara dibuka dan dihadiri para tokoh penting dari berbagai instansi, dosen pembimbing dari UI serta mahasiswa yang tergabung dalam Program Atambua Menggapai Pelita. Acara dibuka dengan penampilan tarian tradisional oleh para siswa SD Inpres Motaain.
Tarian ini menjadi simbol penghormatan dan ucapan selamat datang bagi para tamu undangan, sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada para peserta.
Setelah tarian pembuka, acara dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan dari pemerintah daerah. Kemudian kepala sekolah SD Inpres Motaain turut memberikan sambutan untuk menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa yang terlibat dalam pengabdian masyarakat ini.
Para stakeholder menekankan pentingnya peran generasi muda dalam membawa perubahan positif bagi masyarakat, terutama di bidang kesehatan dan pendidikan.
Mereka menyatakan dukungan penuh terhadap program ini dan harapan kolaborasi antara BEM FKG UI dan BEM FIK UI akan memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat Desa Silawan.
Kepala sekolah SDN Inpres Mota’in Maria Tai menyambut baik program ini. Dia menyampaikan program ini sangat ditunggu-tunggu oleh siswa/i yang sedang menempuh pendidikan dasar di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste. Maria berharap agar ke depan UI selalu memiliki perhatian khusus untuk pendidikan di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait