Begini Detik-Detik Datuk Si Harimau Penerkam Manusia Mati di Tempat Penyelamatan Satwa (Foto: Dok BKSDA Jambi)

JAMBI, iNews.id - Rencana untuk melepas liarkan Harimau Sumatera (Panthera tigris Sumatra) berjenis kelamin betina ke habitatnya pupus sudah. Pasalnya, Datuk si harimau penerkam manusia itu mati di kandang tempat penyelamatan satwa (TPS) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi di kawasan Mendalo, Kabupaten Muarojambi, Jambi.

Setelah 15 hari dalam ruangan observasi dan dirawat dokter hewan dari BKSDA Jambi, harimau yang berusia lebih dari 10 tahun tersebut diketahui memiliki komplikasi penyakit. 

Kepala BKSDA Jambi Rahmad Saleh menegaskan bahwa pihaknya sudah semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Datuk.

"Dari gambaran perubahan baik dari pemeriksaan darah maupun gambaran perubahan organ secara nekropsi  (bedah bangkai), maka dapat disimpulkan sementara bahwa penyebab kematian harimau Sumtera tersebut "malnutrisi kronis”," tegasnya, Rabu (3/11/2021).

Namun, dari analisis dokter penyakit yang dideritanya tersebut sudah ada sejak beberapa bulan lalu.

"Ini diawali sejak kaki kanan depan mengalami fraktur atau patah (fraktur oblique humerus dextra). Kita tidak tahu kenapa ini terjadi," ujarnya.

Tidak hanya itu, saat dievakuasi ke TPS pada tanggal 17 Oktober lalu, kondisinya sudah sangat kurus.

"Ditemukan juga malnutrisi, letargi, nafsu makan buruk, terlihat kaki kanan depan membengkak dan tidak digunakan untuk berjalan," ujarnya.

Meski telah dilakukan tindakan medis berupa pemberian obat-obatan vitamin (supportif), anti inflamasi dan anlgesik serta pemberian pakan secara berkala, berupa ayam hidup, kelinci, hati sapi serta vitamin (supportif) anti inflamasi dan analgesi serta antibiotik. Namun, seringkali makanan tersebut tidak dihabiskannya.

"Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah (kimia dan hematologi) menggambarkan bahwa harimau mengalami anemia berat, (gambaran Hb 5,81 g/dl, normalnya 8-15 g/dl), dehidrasi yang sangat berat," ucap Rahmad.

Selanjutnya, dari hasil pemeriksaan nekropsi (bedah bangkai) menunjukan beberapa perubahan yang signifikan, seperti membran mukosa yang pucat, mata yang sangat cekung, konjungtiva pucat, organ lambung hingga usus yang mengalami perlukaan.

Di samping itu, masa otot/daging yang sangat tipis dan satwa mengalami patah tulang (fraktur obligue humerus dektra) sehingga menyulitkan satwa dalam berburu makanan atau mangsa.


Editor : Nani Suherni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network