Wuat Wa'i, Tradisi Patungan Warga Manggarai NTT Biayai Kuliah Putra-putri Daerah
Sebab, masyarakat sekitar menganggap putih melambangkan kesucian, ketulusan, dan kepolosan atau kekosongan. Kekosongan selaras dengan peribahasa Bahasa Manggarai, "Porong lalong bakot du lakom, lalong rombeng du kolem."
Peribahasa itu berarti, "Semoga pergi dengan tak membawa apa-apa, dan pulang harus membawa keberhasilan."
Dalam penelitiannya, Fransiskus Seda dan Maria Dominika Niron memandang Wuat Wa'i mengangkat nilai-nilai kemanusiaan seperti solidaritas, persatuan, religius, dan kekeluargaan.
Sebanyak 20 mahasiswa dan 20 orang tua yang pernah terlibat dalam Wuat Wa'i, berdasarkan penelitian itu, mengaku berhasil mengumpulkan dana pendidikan berkisar Rp15 juta hingga Rp100 juta.
Pada kesimpulan penelitian, Fransiskus Seda dan Maria Dominika Niron menyatakan masyarakat Manggarai telah berpartisipasi secara aktif dalam membantu pembiayaan pendidikan. Kegiatan patungan yang dilakukan juga disimpulkan telah memberikan dampak positif bagi masyarakat untuk melanjutkan studi anak-anak mereka ke perguruan tinggi.
Editor: Rizky Agustian