Warga SAD Simpang Meranti dan PT SAL Sepakat Damai, Janji Ikut Jaga Perusahaan Sawit
Tak lama kemudian, beberapa orang warga SAD Meranti datang kembali. Lengkap dengan senjata tajam dan kecepek (sejenis senapan angin rakitan).
Kisruh yang dipicu kesalahpahaman itulah yang coba dimediasi pihak kecamatan dan aparat kepolisian, koramil di Air Hitam serta tokoh-tokoh SAD. Mediasi berlangsung pada aula kantor camat Air Hitam, Selasa (26/8/2025).
Selain berdamai, warga SAD Simpang Meranti yang disaksikan para peserta mediasi juga berjanji akan sama-sama menjaga aset milik perusahaan. Mereka juga tidak akan melakukan kegiatan yang merugikan pihak perusahaan seperti mencuri buah sawit, merusak aset, mengancam apalagi memukul petugas keamanan perusahaan.
Pada kesepakatan itu juga ditegaskan bahwa jika janji tersebut dilanggar warga SAD, maka para Tumenggung akan menghukum secara adat. Bahkan, apabila terus berulang-ulang melanggar perjanjian, maka tindakan oknum warga SAD akan diselesaikan dengan menggunakan aturan dari hukum positif, tidak lagi sekadar menggunakan hukum adat warga SAD.
Tumenggeng Ngepas, salah satu tokoh SAD yang berada di sekitar perusahaan sangat menyambut baik kesepakatan itu. Ketika segerombolan SAD datang dan berbenturan dengan petugas keamanan perusahaan. Dia mengaku sangat khawatir, terutama, bila salah paham tersebut tidak bisa didamaikan dan sampai terjadi konflik.
“PT SAL sudah sangat perhatian dengan warga SAD,” katanya yang berharap agar keharmonisan di lingkungan perusahaan dan masyarakat dapat terus berjalan dengan baik.
Editor: Donald Karouw