get app
inews
Aa Text
Read Next : BNPB Catat 2.606 Bencana di Indonesia Sepanjang 2025, Paling Banyak di Sumut dan Riau

Update Banjir dan Longsor Bengkulu: 17 Orang Tewas dan 9 Hilang

Minggu, 28 April 2019 - 23:15:00 WIB
Update Banjir dan Longsor Bengkulu: 17 Orang Tewas dan 9 Hilang
Warga mengungsi di pelataran masjid saat banjir melanda Kelurahan Tanjung Agung Kota Bengkulu, Bengkulu, Minggu (28/4/2019). (Foto: Antara)

JAKARTA, iNews.id - Jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor yang melanda sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu terus bertambah.

Hingga Minggu (28/4/2019) pukul 19.00 WIB, tercatat 17 orang meninggal dunia, sembilan orang hilang, dua luka berat dan dua orang luka ringan.

Sebaran dari 17 orang meninggal dunia terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah 11 orang, Kota Bengkulu (3 orang), dan Kabupaten Kepahiang (3 orang).

Bencana tersebut juga memaksa 12.000 orang mengungsi yang tersebar di banyak tempat. Selain itu, 13.000 orang terdampak bencana. Jumlah ternak yang mati sebanyak 106 ekor sapi, 102 ekor kambing/domba dan 4 ekor kerbau. Sedangkan kerusakan fisik meliputi 184 rumah rusak, 7 fasilitas pendidikan dan 40 titik sarana prasarana infrastruktur.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, upaya penanganan bencana banjir dan longsor di Provinsi Bengkulu terus dilakukan.

Untuk membantu operasional penanganan darurat, kata dia, Kepala BNPB Doni Monardo telah menyerahkan bantuan dana siap pakai sebesar Rp2,25 miliar kepada Gubernur Bengkulu. Selanjutnya dana siap pakai tersebut akan diberikan kepada BPBD kabupaten/kota sesuai tingkat kerusakan akibat bencana.

“Kepala BNPB setiba di Bengkulu langsung mendapat penjelasan dari Gubernur Bengkulu terkait dampak dan penanganan bencana. Kepala BNPB telah memerintahkan kepada Deputi Penanganan Darurat BNPB dan Deputi Logistik Peralatan BNPB untuk segera memenuhi kebutuhan darurat yang diperlukan,” kata Sutopo dalam keterangan tertulis, Minggu (28/4/2019).

Kepala BNPB juga memberikan beberapa arahan kepada jajaran BPBD dan SKPD. Bencana hidrometeorologi terus meningkat. Dampak ekonomi yang ditimbulkan juga cukup besar sehingga mengganggu pertumbuhan pembangunan.

Selain faktor alam yaitu intensitas curah hujan yang meningkat, faktor antropogenik yaitu ulah tangan manusia yang merusak alam dan lingkungan lebih dominan menyebabkan bencana hidrometeorologi meningkat.

Deforestasi, degradasi hutan dan lingkungan, berkurangnya kawasan resapan air, lahan kritis, tingginya kerentanan, tata ruang yang tidak mengindahkan peta rawan bencana dan lainnya telah menyebabkan makin rentannya daerah-daerah terhadap banjir.

“Kita harus memulihkan alam. Merawat alam dan lingkungan. Jika alam seimbang maka siklus hidrologi juga akan seimbang. Kita jaga alam, alam jaga kita,” ucap Doni.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut