get app
inews
Aa Text
Read Next : Kebakaran Rumah gegara Tabung Gas Bocor di Pekanbaru, 1 Orang Tewas

Sepak Terjang Harimau Bonita yang Tewaskan 2 Warga Akhirnya Terhenti

Sabtu, 21 April 2018 - 14:21:00 WIB
Sepak Terjang Harimau Bonita yang Tewaskan 2 Warga Akhirnya Terhenti
Harimau Bonita yang dimasukan dalam kerangkeng saat akan dievakuasi melalui jalur laut. (Foto: iNews/M Yusuf)

PEKANBARU, iNews.id – Satwa liar harimau Sumatera bernama Bonita yang telah diburu selama empat bulan terakhir akhirnya berhasil ditangkap dan dilumpuhkan. Sepak terjangnya terhenti setelah tim gabungan BKSDA, Polri, dan TNI, melepaskan tembakan berpeluru bius kepada harimau yang telah menewaskan dua warga Pelangirang Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Jumat malam, 20 April 2018.

Proses evakuasinya terlalu sulit hingga berlangsung Sabtu (21/4/2018) dini hari. Selanjutnya, harimau Bonita langsung dievakuasi dan dibawa ke pusat observasi satwa liar di Damasraya, Sumatera Barat.

Informasi yang dihimpun iNews, harimau Bonita ditangkap di seputaran areal perkebunan sawit PT THIP, Blok Eboni, Kabupaten Indragiri Hilir,Riau. Perburuan panjang harimau pemangsa di lokasi itu sempat membuat petugas kewalahan. Pun dengan proses evakuasinya yang sangat menyulitkan. Petugas harus menggunakan kapal pompong untuk mengangkutnya. Selain itu, evakuasi Bonita memakan waktu hingga satu hari penuh, untuk sampai di Dermaga Tembilahan.

Kepala BBKSDA Riau, Suharyono membenarkan penangkapan harimau Sumatera tersebut. Pihaknya melakukan evakuasi dengan kerangkeng besi dan selanjutnya dibawa ke Damasraya, Sumbar. “Kami langsung bawa saat itu juga ke lokasi pusat observasi,” ujarnya.

Bonita, harimau Sumatera betina yang diperkirakan berusia 4 tahun dalam empat bulan terakhir berkeliaran di areal pemukiman warga dan perkebunan sawit PT THIP.

Jumiati, menjadi korban pertama yang meninggal pada awal Januari 2018. Perempuan berusia 33 tahun tersebut diserang Bonita saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran, Indragiri Hilir.

Terakhir, Yusri Efendi (34) meregang nyawa di desa yang sama, namun berjarak sekitar 15 kilometer dari lokasi tewasnya Jumiati. Dua kejadian tersebut berakibat pada kemarahan warga.

Sebenarnya, pascainsiden pertama, tim BBKSDA Riau telah diturunkan untuk menangkap dan menyelamatkan harimau tersebut. Tim tersebut terdiri dari BBKSDA Riau, TNI, Polisi serta sejumlah pegiat satwa dilindungi.

Puluhan perangkap juga telah dipasang. Perangkap-perangkap berbentuk kotak berisi kambing jantan dan babi hutan menyebar di sekitar lokasi itu. Begitu juga kamera pengintai, yang dipasang di setiap sudut dimana perangkap itu berada. Namun, upaya itu belum membuahkan hasil sebelum akhirnya berhasil ditembak bius.

Terakhir, ahli bahasa satwa asal Kanada bernama Shakti dihadirkan untuk membantu proses penangkapan satwa tersebut. Shakti, wanita muda berusia 22 tahun itu telah bergabung bersama tim sejak tiga pekan terakhir.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut