Rumah Ibadah Rusak Pascagempa, Warga Lombok Salat Jumat di Pengungsian
MATARAM, iNews.id – Warga Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjalankan Salat Jumat (10/8/2018) di pengungsian pascagempa tektonik berkekuatan 7 Skala Richter (SR) yang merusak sejumlah rumah ibadah di wilayah setempat.
Dari pantauan, warga Gondang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara memanfaatkan halaman Sekolah Dasar (SD) Negeri 5 untuk menjalankan ibadah salat berjamaah itu. Mereka tidak bisa lagi menggunakan Masjid Annur yang sudah rusak parah atau nyaris ambruk. Mereka pun memanfaatkan tempat wudhu sementara untuk persiapan menjalankan ibadah tersebut.
Bercampur dengan relawan, anggota TNI, Polri, warga tampak khusyuk mendengarkan ceramah dari khatib yang memberikan kekuatan dalam menghadapi musibah bencana alam tersebut.
”Allah SWT itu sayang kepada kita, hingga memberikan cobaan kepada kita,” kata khatib shalat tersebut, Pratu Muhammad Alfian Rezatana, personel Korps Pasukan Khusus Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Salah seorang siswa SMP Negeri 1 Gangga, Khaerul mengatakan, dia dan warga harus salat di pengungsian karena rumah ibadah di daerahnya sudah nyaris ambruk terkena gempa.
Hal senada dikatakan Redi, siswa kelas 5 SD Negeri 5 Gangga. Ibadah Salat Jumat di pengungsian itu merupakan pengalaman pertama baginya dan teman-temannya. Dia berharap masjid di kampungnya bisa segera diperbaiki. “Mudah-mudahan masjid di kampung saya bisa segera dibangun kembali,” kata Redi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho sebelumnya merilis hingga Kamis (9/8/2018), gempa bumi menyebabkan kerusakan fisik, termasuk 15 masjid yang rusak dan 50 unit musala rusak. Gempa bumi menyebabkan kerusakan fisik meliputi 67.857 unit rumah rusak, 468 sekolah rusak, dan 6 jembatan rusak. Kemudian, 3 rumah sakit rusak, 10 puskesmas rusak, dan 20 unit perkantoran rusak.
Untuk jumlah korban tewas sementara akibat gempa bumi di NTB mencapai 259 jiwa dan 1.033 orang luka berat. Jumlah ini diperkirakan masih bertambah setelah NTB kembali diguncang gempa 6,2 SR pada Kamis (9/8/2018).
Editor: Maria Christina