Ratusan Rumah Hanyut, Penanganan Banjir Konawe Utara Terkendala Cuaca dan Akses
“Helikopter sudah beroperasi menyalurkan bantuan logistik dan personel di lokasi yang terisolir. Helikopter melakukan distribusi logistik, personil dan evakuasi sebanyak dua sorti,” katanya.
Sutopo menyebutkan, hingga Selasa (11/6/2019) malam, pengungsi di Kecamatan Andowia sebanyak 526 KK dengan jumlah 1.665 jiwa. Mereka berasal dari empat desa dan satu kelurahan.
Di Kecamatan Oheo, sebanyak 202 KK atau 573 jiwa pengungsi yang berasal dari 14 desa dan satu kelurahan. Di Kecamatan Asera sebanyak 655 KK dengan jumlah 2.608 jiwa yang berasal dari 13 desa dan satu kelurahan.
Selanjutnya di Kecamatan Landawe ada 103 KK atau 409 jiwa pengungsi yang berasal dari enam desa. Di Kecamatan Langgikima, 12 KK sebanyak 48 jiwa yang berasal dari dua desa. Terakhir di Kecamatan Wiwirano, banjir melanda tiga desa, namun jumlah pengungsi masih dalam pendataan.
Sejumlah fasilitas umum dan fasilitas sosial terendam banjir, masing-masing 28 gedung sekolah, yang terdiri atas 8 gedung SD, 3 SMP, dan 17 gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Selain itu, ada dua gedung balai desa terendam.
Banjir juga telah menyebabkan sejumlah jembatan penghubung desa terputus. Salah satunya, jembatan penghubung Desa Laronanga dan Desa Puwonua yang hanyut.
Kemudian, satu jembatan di Desa Padalerutama tidak bisa dilalui karena terendam. Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Desa Tanggulari-Desa Tapuwatu juga masih terputus.
Sutopo menambahkan, hingga kini masih ada tiga desa yang belum bisa dijangkau karena akses yang putus dan derasnya aliran air. Tiga desa tersebut berada di Kecamatan Wiwirano, yakni Desa Padalere Utama, Desa Padalere, dan Desa Lamonae Utama.
Editor: Kastolani Marzuki