Pengungsi Gempa Mamasa 16.000 Jiwa, Pemkab Tetapkan Status Darurat
MAMASA, iNews.id – Gempa yang terus mengguncang Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), beberapa hari terakhir membuat warga panik dan mengungsi. Tercatat hingga Jumat (9/11/2018), hampir 16.000 jiwa telah mengungsi ke berbagai lokasi. Pemerintah kabupaten (pemkab) setempat juga telah menetapkan kondisi siaga darurat.
Pantauan iNews.id, ribuan warga dari berbagai kecamatan di Kabupaten Mamasa mengungsi dan bertahan di lapangan dan alun alun. Jumlah ini terus bertambah menyusul gempa bumi yang masih terjadi hingga Jumat pagi ini.
Bupati Mamasa Ramlan Badawi mengatakan, pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi untuk penanganan pengungsi yang semakin bertambah. Pemkab Mamasa akhirnya menetapkan status siaga darurat pengungsi sejak tanggal 7-14 November 2018 karena saat ini pengungsi sudah mencapai 16.000 orang. “Pengungsi sudah mencapai belasan ribu jiwa jiwa, kalau keluar daerah sudah sekitar 8.000 jiwa,” kata Ramlan.
Sementara kurang dari 6.000 warga mengungsi ke berbagai kecamatan, yakni Kecamatan Balla, Kecamatan Tandukkkalua, Kecamatan Sumarorong, dan juga Kecamatan Messawa.
Ribuan warga terpaksa mengungsi karena trauma dan panik akibat gempa yang terus terjadi. Sebagian juga terprovokasi isu-isu hoaks yang beredar luas di masyarakat.
“Sebenarnya tidak ada imbauan kepada warga untuk mengungsi. Namun, karena warga trauma dengan keadaan pascagempa di Palu, ditambah isu-isu dan kekhawatiran keluarga, banyak warga mengungsi dari Mamasa,” katanya.
Pemkab Mamasa telah memanggil para camat, organisasi perangkat daerah (OPD), dan pemerintahan tingkat desa serta kelurahan untuk penanganan para pengungsi gempa Mamasa. “Kami terus berkoordinasi agar satu tindakan untuk membantu mengatasi masalah para pengungsi,” paparnya.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Makassar, gempa di Mamasa tersebut tidak sama dengan kekuatan gempa Palu. Kekuatan gempa di kabupaten ini sudah terbagi bagi sehingga diprediksi tidak akan menimbulkan kekuatan yang lebih besar lagi. Namun, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada.
Editor: Maria Christina