Nuansa Khidmat dan Meriah Hiasi Peringatan HUT Kemerdekaan RI di Bandara AP1

JAKARTA, iNews.id – PT Angkasa Pura I (AP1) memperingati Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT ke-78 RI) secara khidmat dan meriah dengan diisi berbagai aktivitas menarik di bandara-bandara yang dikelola, Kamis (17/8/2023).
Rangkaian peringatan HUT ke-78 RI dimulai dengan mengumandangkan teks proklamasi dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di area terminal yang diikuti oleh para pengguna jasa bandara secara khidmat.
Suasana khidmat berubah menjadi meriah melalui pementasan sejumlah live performance, seperti tari tradisional, live music dengan tema kemerdekaan, serta pembagian bingkisan untuk para pengguna jasa di beberapa bandara, seperti Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Bandara Internasional Lombok, dan Bandara El Tari Kupang.
Tidak berhenti di situ, beberapa bandara, yaitu Bandara Juanda Surabaya, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru, Bandara Adi Soemarmo Solo, Bandara Sentani Jayapura, dan Bandara Internasional Yogyakarta mengajak para penumpang untuk ikut serta dalam lomba Agustusan.
"Pada peringatan HUT RI ke-78 di tahun ini, kami menyandingkan kemeriahan berbagai kegiatan dan nuansa khidmat suasana hari kemerdekaan di bandara. Hal ini dimaksudkan untuk memupuk jiwa nasionalisme, serta menghadirkan semangat kemerdekaan bagi para pengguna jasa yang tengah berada di bandara," ujar Vice President Corporate Secretary AP1 Rahadian D Yogisworo.
Suasana bertema kemerdekaan di bandara semakin kuat dengan penataan dekorasi bertema merah putih, pemutaran lagu-lagu nasional, serta pemasangan wall of frame sejarah bandara.
Beberapa bandara yang dikelola AP1 memiliki sejarah panjang, serta peranan penting dalam perjuangan, dan upaya mempertahankan kemerdekaan. Di antaranya adalah Bandara Adisutjipto Yogyakarta yang dulu bernama Pangkalan Udara Maguwo. Bandara tersebut berperan penting dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dalam agresi militer.
Lalu, Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru pada masa perang kemerdekaan bernama Lapangan Terbang Ulin, Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang dahulu merupakan basis pendidikan penerbang angkatan darat bernama Pangkalan Udara Kalibanteng, serta Bandara Adi Soemarmo Solo yang dulunya merupakan lapangan terbang militer bernama Pangkalan Udara Panasan.
"Wall of frame kami hadirkan untuk memberikan edukasi kepada para pengguna jasa bandara. Di mana kami juga menyajikan informasi bagaimana bandara yang dulunya merupakan pangkalan udara militer untuk perjuangan kemerdekaan, kini bertransformasi menjadi bandara modern untuk melayani kebutuhan transportasi udara masyarakat luas," tutur Rahadian.
Dia juga berharap rangkaian kegiatan tersebut dapat menjadi hiburan dan pengalaman berkesan bagi para pengguna jasa.
"Kami berharap rangkaian kegiatan ini dapat memberikan hiburan dan pengalaman tak terlupakan bagi para pengguna jasa, memberikan edukasi, serta tentunya dapat menumbuhkan semangat patriotisme dan nasionalisme," ucapnya.
Editor: Rizqa Leony Putri