SIKKA, iNews.id – Krisis air bersih akibat musim kemarau melanda ratusan warga Dusun Natarita, Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka sejak beberapa pekan terakhir terpaksa mengonsumi air kotor.
Untuk mendapatkan air mereka harus berjalan 2 km melewati hutan dan perbukitan di wilayah Kubat.
BPBD KBB Waspadai Krisis Air Bersih di 16 Kecamatan, Terutama di Kawasan Perkotaan
Perjuangan warga Dusun Natarita mendapatkan air layak konsumsi belum berakhir. Setiba di sumber air, mereka harus antre berjam-jam bahkan hingga larut malam karena kubangan yang menampung air dari mata air tersebut mengalir kecil.
Sebelum dikonsumsi, air kotor tersebut didiamkan atau disaring agar tanah dan kotoran terpisah. Selanjutnya air dikonsumsi untuk diminum, memasak dan mandi.
Hadapi Kemarau, BPBD Babel Siapkan Mobil Tangki Antisipasi Krisis Air Bersih
Warga Dusun Natarita, Maria Isanti menuturkan, selain mengkonsumsi air di genangan tersebut, warga juga sering konsumsi air hujan untuk kebutuhan sehari-harinya.
“Kami di sini kesulitan air, ini juga kami harus tunggu lagi, kalau di kubangan penuh baru kami gayung lagi, kadang air kotor juga kami gayung saja. Kalau sudah sore dan takut gelap kami gayung saja karena harus pulang ke rumah,” kata Natarita, Jumat (9/6/2023).
Serius Antisipasi Krisis Air, Prabowo Resmikan 31 Sumber Air di NTB
Dia menuturkan, krisis air bersih yang melanda desanya membuat banyak anak-anak sering terlambat ke sekolah. Sebab, mereka harus mencari air terlebih dulu untuk mandi sebelum berangkat ke sekolah.
“Kami di sini susah sekali air, kasihan anak-anak sekolah karena setiap pagi cari air untuk mandi, kadang mereka terlambat ke sekolah,” ujarnya.
Krisi air bersih yang dialami warga Dusun Natarita, selain karena kondisi alam juga proyek instalasi yang dibangun pada 2021 senilai Rp871 juta kondisinya rusak. Dia berharap adanya bantuan air bersih baik dari pemerintah daerah maupun pihak lainnya.
Editor: Kastolani Marzuki