Gempa Lombok Timur, BNPB: 32 Rumah Roboh dan 499 Rusak
JAKARTA, iNews.id – Gempa bumi tektonik yang kembali mengguncang Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan kekuatan 5,4 Skala Richter (SR), Minggu (17/3/2019) pukul 14.09 WIB, tak hanya menelan korban jiwa.
Gempa dengan kekuatan sedang dua kali beruntun dalam dua menit tersebut juga merobohkan puluhan rumah dan ratusan lainnya rusak ringan dan sedang.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur mencatat, 32 rumah roboh, serta 499 unit rumah rusak sedang dan rusak ringan.
Sedangkan korban tewas tercatat bertambah jadi tiga orang dan 44 lainnya luka-luka. Ketiga korban tewas yakni, dua wisatawan asal Malaysia dan seorang lainnya warga lokal yang merupakan pemandu wisatawan.
Mereka tertimpa material longsoran akibat adanya gempa di kawasan Air Terjun Tiu Kelep, Kabupaten Lombok Utara yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD melakukan kaji cepat dan pendataan dampak gempa. BPBD NTB telah mengirimkan bantuan berupa makanan siap saji, terpal, lauk pauk, matras, mi instan dan telor. “Pendataan terus dilakukan,” ucapnya.
Menurut Sutopo, sebanyak 36 wisatawan, 22 di antaranya dari Malaysia dan 14 wisatawan Nusantara telah berhasil dievakuasi dari kawasan Air Terjun Tiu Kelep di Lombok Utara. Selain itu, sekitar 50 orang berhasil dievakuasi dari Pos 2 ke Pos 3 di Gunung Rinjani dalam kondisi aman.
Mereka adalah tim survai jalur pendakian Gunung Rinjani yang berasal dari TNGR, BPBD NTB, Geopark, Porter, PVMBG, Orplas, TO, TNI, dan Polri.
“Penanganan darurat masih dilakukan. BPBD berkoordinasi dengam berbagai pihak seperti TNI, Polri, BMKG, Basarnas, SKPD, Tagana, relawan dan lainnya,” katanya.
Diketahui, gempa 5,4 SR berpusat di darat pada 20 km arah utara Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 19 km. Selang dua menit kemudian pada pukul 14.09.19 WIB terjadi gempa bumi susulan dengan kekuatan 5,1 SR berkedalaman 10 km.
BMKG mencatat gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran turun (normal fault).
Gempa dirasakan kuat selama 2-5 detik di Lombok Timur. Masyarakat panik dan berhamburan ke luar rumah. Beberapa bangunan ada yang roboh dan rusak.
Editor: Kastolani Marzuki