get app
inews
Aa Text
Read Next : Politisi Perindo Endang Sutanto Dorong Pemerataan Pendidikan di Cianjur: Anak Desa Ciawitali Berhak Sekolah Layak

Asa Anak-Anak di Lore Utara Poso, Semangat Sekolah demi Raih Cita-Cita

Sabtu, 17 Agustus 2024 - 07:35:00 WIB
Asa Anak-Anak di Lore Utara Poso, Semangat Sekolah demi Raih Cita-Cita
Anak sekolah SD-SMP Satu Atap di Desa Dongi-Dongi, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah saat upacara bendera. (Foto: IG)

JAKARTA, iNews.id - Pendidikan adalah perjuangan. Hal inilah yang harus dilakukan anak-anak di Desa Dongi-Dongi, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Mereka harus menempuh perjalanan berjam-jam hanya untuk bersekolah. Bukan dengan naik kendaraan, namun berjalan kaki.

Hal itulah yang dirasakan sebagian anak sekolah Desa Dongi-Dongi, yang terletak di pinggir Taman Nasional Lore Lindu dan berstatus desa persiapan. Di desa ini hanya terdapat satu SD-SMP Satap (satu atap). Ada satu lagi SD kecil milik yayasan swasta.

Kontur desa yang memanjang membuat para siswa bisa berjalan lebih dari satu jam untuk menuju ke sekolah. Bahkan ketika ingin melanjutkan ke jenjang SMA, mereka harus keluar dari desanya sebab tidak ada SMA di kampung tersebut.

Pilihan mereka adalah berjauhan dari orang tua dan membiarkan desa kekurangan anak muda, lelah di perjalanan bersekolah setiap hari atau terpaksa berhenti bermimpi tinggi.

Padahal, setiap anak berhak memiliki cita-cita setinggi langit. Setiap anak berhak pula mendapatkan fasilitas pendidikan terbaik untuk menggapai mimpinya. Sayangnya, hal tersebut masih belum terlaksana secara maksimal di Desa Dongi-Dongi.

Tidak hanya akses menuju sekolah, sekolah yang ada di desa pun memiliki fasilitas yang kurang memadai. Belum lagi, tidak tersedianya guru di beberapa mata pelajaran, menjadi tantangan tersendiri bagi para siswa untuk meraih hak dan cita-citanya.

Bakti Nusantara Membuka Cakrawala 

Melihat situasi ini, Yayasan Tunas Bakti Nusantara (YTBN) melalui Bakti Nusantara 2024 Poso menetapkan sektor pendidikan menjadi salah satu fokus utama kegiatan, selain pembangunan puskesmas sebagai proyek utama.

Diskusi antara YTBN dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Poso menemukan betapa pentingnya anak-anak di Desa Dongi-Dongi membutuhkan dorongan motivasi untuk terus memupuk cita-cita.

Pemkab Poso melihat bagaimana para relawan Bakti Nusantara yang berasal dari seluruh Indonesia dan bekerja sebagai profesional akan memberikan inspirasi tersendiri bagi para siswa.

Mereka akan dapat melihat wujud sebenarnya dari Bhinneka Tunggal Ika dan gotong royong Indonesia melalui kehadiran para relawan. Sejak awal kedatangan para relawan, anak-anak Dongi-Dongi terlihat sangat antusias menyambut, bertanya dan bercerita tentang kesehariannya.

Diki, Alif dan Steven adalah tiga di antaran mereka. Para siswa SMP Satap ini bercita-cita menjadi tentara dan dengan bangga menjadi Pasukan Pengibar Bendera untuk upacara bendera bersama siswa, guru, dan relawan.

Waktu latihan yang terbatas justru menjadi semangat lebih untuk membuktikan bahwa mereka bisa. Semangat mereka semakin tergambar ketika berhasil mengibarkan Sang Merah Putih.

Memupuk Asa dan Cita

Bercita-cita menjadi tentara menghadirkan tantangan lebih bagi mereka Diki, Alif, dan Steven. Banyak hal yang harus dipersiapkan sejak saat ini, menjelang mereka masuk SMA.

Namun mereka bahkan masih bingung untuk melanjutkan pendidikan. Diki dan Steven bahkan ingin melanjutkan SMA di Kota Palu agar lebih mudah mendapat fasilitas dan informasi yang memadai, meski dengan segala keterbatasan dan tantangan.

Segala keterbatasan dan tantangan ini tidak menyurutkan semangat mereka. Sebaliknya, para relawan dibuat kagum dengan antusiasme dan usaha mereka untuk bisa meraih cita-cita.

Aksi para relawan Bakti Nusantara di Dongi-Dongi memang diharapkan mampu menyemangati dan menginspirasi masyarakat. Akan tetapi, seringkali justru para relawan yang dibuat kagum.

Salah satu contoh kecil ketika Bakti Nusantara menghadirkan sesi motivasi bagi para siswa dan orang tua. Mereka mendengarkan komentar balik yang membuat para relawan semakin bersemangat untuk berbuat lebih banyak, tidak hanya bagi Dongi-Dongi atau Poso, tetapi juga masyarakat Indonesia yang masih mengalami keterbatasan.

Di banyak waktu, para relawan justru dibuat trenyuh. Rafael, seorang siswa SMP lain, awalnya bercita-cita menjadi pemain sepak bola. Namun setelah kehadiran para relawan, dia menyampaikan rasa senangnya dan mengubah cita-cita ingin menjadi relawan,

"Agar saya bisa membantu orang lain," kata Rafael.

Ternyata sesi berbagi rasa dan pengalaman, mampu memantik berbagai ide dan upaya kecil yang bisa berdampak besar. Setelah kegiatan Bakti Nusantara selesai, para relawan terus berkomitmen menjaga komunikasi dengan anak-anak di Dongi-Dongi. Bisa jadi tidak banyak bantuan fisik bisa diberikan oleh para relawan, tapi setidaknya jalinan komunikasi akan mampu menjaga asa dan cita-cita Dongi-Dongi tetap menyala. 

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut