get app
inews
Aa Text
Read Next : Bocah Disabilitas Dibunuh di Merauke, Polisi Sebut Tak Ada Tanda Kekerasan Seksual

Anak Penyandang Disabilitas di Pandeglang Tinggal dalam Kurungan Ayam

Kamis, 22 Februari 2018 - 11:24:00 WIB
Anak Penyandang Disabilitas di Pandeglang Tinggal dalam Kurungan Ayam
Kurungan mirip kandang ayam yang menjadi tempat tinggal remaja penyandang disabilitas asal Pandeglang. (Foto: iNews/Iskandar Nasution)

PANDEGLANG, iNews.id – Asih (16) seorang remaja berkebutuhan khusus asal Kabupaten Pandeglang, Banten, melewati kesehariannya dalam kurungan mirip kandang ayam di samping luar rumahnya. Orang tua remaja penyandang disabilitas beralasan, terpaksa menempatkan Asih dalam kurungan itu agar anak mereka aman dan tidak keluyuran.

Sudah lebih dari setahun, Asih hanya tinggal dalam kurungan bambu berukuran sekitar 50cm x 100cm. Warga asal Desa Cigandeng, Kecamatan Menes, Pandeglang itu tak bisa berbuat banyak, lantaran memiliki keterbatasan fisik dan mental.

Kedua orang tuanya, Muhdi dan Aam mengaku, terpaksa menaruh anak ke dua dari tiga bersaudara itu dalam kurungan. Mereka khawatir bila dilepas dan tidak dijaga, Asih akan kabur dan tak bisa kembali ke rumah.

“Pernah suatu kali, Asih meninggalkan rumah dan tidak kembali. Kami mencarinya hingga akhirnya di temukan oleh warga sejauh lima kilometer dari rumah. Kami  buat kurungan ini agar dia tidak pergi-pergi,” kata Muhdi, ayah anak penyandang disabilitas tersebut, Kamis (22/2/2018).


Meski mengaku sedih dan prihatin, keputusan itu harus mereka terima dan jalani karena tidak ada pilihan lain. Kedua orang tua Asih tak memiliki banyak waktu untuk mengawasi, sehingga terpaksa mengurung anaknya karena harus pergi bekerja dan mencari nafkah.

Ibunya, Aam, bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia yang jarang pulang, sedangkan Muhdi sering keluar kota. Saat keduanya tidak berada di rumah, Asih dijaga kerabat keluarganya yang lain, namun kondisinya jugstru semakin tidak terawatt. Hal itu pun mengundang keprihatinan warga. Mereka sempat membawanya ke puskesmas dan rumah sakit setempat, namun lantaran tidak memiliki biaya yang cukup, akhirnya Asih kembali dibawa ke rumah dan tinggal dalam kurungan.

Muhdi menceritakan, awal anaknya menunjukkan tanda-tanda yang tidak wajar saat masih berusia 40 hari. Sejak itu, anaknya tumbuh berbeda dengan yang lain seumuruannya. “Kesedihan saya luar biasa menanggung beban perasaan ini sebagai orang tua. Kami hanya coba lakukan yang terbaik,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Cigandeng, Sukma menuturkan, pemerintah desa berencana membantu dengan membawa Asih berobat ke rumah sakit di Kota Serang. Karena di Pandeglang, tidak ada rumah sakit yang memiliki dokter ahli syaraf. Dia mengatakan, meski keluarga Muhdi dan Aam memiliki kartu BPJS Kesehatan, namun mereka tidak memiliki biaya ongkos dan makan selama menjaga anaknya. “Mereka kalangan keluarga tidak mampu dan membutuhkan bantuan untuk perawatan anaknya,” tuturnya.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut