JAKARTA, iNews.id - Masyarakat di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki tradisi khusus untuk membiayai anak yang berkeinginan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi namun terkendala ekonomi. Tradisi itu dinamakan Wuat Wa'i.
Dalam penelitian yang dilakukan Fransiskus Seda dan Maria Dominika Niron dari Prodi Manajemen Pendidikan, Fakultas Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta pada 2020 lalu menyebut Wuat Wa'i sebagai tradisi tolong-menolong warga Manggarai dalam dunia pendidikan.
Dikutip dari situs Kemendikbudristek, Selasa (10/1/2023), Wuat Wa'i telah menjadi wadah bagi masyarakat Manggarai untuk melakukan patungan demi mengumpulkan dana pendidikan. Masyarakat Manggarai secara bergantian akan hadir membawa sumbangan berupa uang ataupun doa dan nasihat.
Secara etimologi, Wuat Wa'i berasal dari kata wuat artinya mengutus, dan wa'i yang berarti kaki. Sehingga tradisi itu bermakna mengutus kaki.
Versi lain menyebut wuat berarti membekali, sedangkan wa'i artinya berjalan jauh. Maka, Wuat Wa'i bisa pula diartikan sebagai membekali seseorang untuk berjalan jauh.
Dalam praktiknya, Wuat Wa'i dilakukan oleh pihak keluarga yang anaknya hendak merantau ke luar daerah untuk melanjutkan pendidikan, umumnya perguruan tinggi. Pesta perayaan dengan mengundang keluarga besar, tokoh masyarakat, hingga pengusaha pun digelar.
Sang anak yang hendak merantau akan meminta doa restu dari keluarga dan para undangan. Lantas, para undangan akan membekali bantuan berupa dana hingga doa dan wejangan kepada sang anak.
Dalam acara itu juga dilakukan pemotongan hewan kurban berupa ayam jantan berwarna putih. Ayam yang dijadikan kurban wajib berwarna putih.
Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait