Warga SAD Simpang Meranti bersama perwakilan PT SAL sepakat menyelesaikan perbedaan pandangan, menjaga perusahaan dan hidup harmonis. (Foto: Ist)

SAROLANGUN, iNews.id - Wajah-wajah warga Suku Anak Dalam (SAD) tersenyum lebar. Sambil berjabat tangan erat, masyarakat adat yang juga dikenal dengan sebutan Orang Rimba itu berfoto bersama sambil menunjukkan selembar kertas yang sudah ditandatangani di atas materai.

“Iya, kemarin sudah bermusyawarah secara bersama-sama,” ujar Camat Air Hitam Busra Desman.

Selain Pemerintah Kecamatan Air Hitam, mediasi antara SAD dan PT SAL ini juga difasilitasi oleh lembaga adat, Polres Air Hitam, dan Koramil Pauh. 

Tanpa unsur paksaan sedikitpun terhadap warga SAD, kedua belah pihak sepakat untuk menuntaskan perbedaan pandangan. 

Tidak hanya berjanji untuk membangun kehidupan bersama yang harmonis, semua pihak yang hadir bahkan mendorong agar operasional perusahaan sawit tersebut dapat berjalan dengan baik sehingga dampaknya dapat dirasakan melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Kedua belah pihak bersama unsur stakeholder yang ada berkomitmen perusahaan jaya masyarakat sejahtera,” tulis kertas kesepakatan yang ditandatangi perwakilan dari masyarakat SAD bernama Mijak Tampung SH.

Selain Mijak, pernyataan tersebut juga dibubuhi cap jempol atas nama Ngandum, seorang Mangku Adat SAD Meranti.

Perusahaan juga menyerahkan bantuan khusus kepada warga SAD Simpang Meranti.

Menurut Community Development Area Manager Anggit Timur Feri yang mewakili perusahaan, penyerahan ini merupakan wujud nyata dari komitmen dan itikad baik perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibangun. 

“Ini merupakan bentuk perhatian di luar program-program dan dukungan rutin yang telah dijalankan PT SAL kepada warga SAD di sekitar perusahaan,” ujar Anggit yang menegaskan bahwa perusahaan telah lama membangun kemitraan yang berkelanjutan dengan masyarakat setempat.

Beberapa waktu lalu, potensi konflik dengan warga SAD Simpang Meranti dan PT SAL memang sempat menghangat. Diawali kedatangan beberapa warga SAD Meranti dari Tebo yang berjarak sekitar 50-an km di luar area PT SAL, terjadi ketegangan setelah pihak keamanan perusahaan sawit meminta warga tersebut untuk tidak memanen buah sawit dari kebun yang dikelola PT SAL.

Adu argumentasi kemudian terjadi. Di tengah ketegangan, dua orang petugas keamanan PT SAL sempat dipukul dan diancam oknum SAD tersebut menggunakan senjata tajam.


Editor : Donald Karouw

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network