Tak hanya soal estetika dan fungsi, konsep ini diklaim efisien dari segi anggaran. Menurutnya, jika kota harus membeli lahan baru seluas 6 hektare dengan harga Rp1 juta per meter persegi, akan menghabiskan anggaran sekitar Rp60 miliar.
Angka itu belum termasuk sarana dan prasarana jalan akses menuju lokasi. Kemungkinan nilainya bisa lebih dari Rp100 miliar. Maka, memaksimalkan lahan TPA yang ada adalah langkah strategis.
“Kalau beli tanah, bisa habis ratusan miliar. Uang itu lebih baik kita gunakan untuk kesejahteraan masyarakat dan pembangunan kota. Ini solusi cerdas. Kita buktikan Madiun sebagai smart city tidak hanya slogan,” ucapnya,
Mantan Sekkota Madiun tersebut juga memastikan, semua Tempat Pembuangan Sementara (TPS) akan dilengkapi mesin penyortir dan pengolah sampah agar sampah tidak menumpuk di TPA. Armada pengangkut juga akan dibatasi untuk mengurangi gangguan lalu lintas dan polusi bau di dalam kota.
Maidi optimistis proyek revitalisasi ini selesai dalam satu tahun. Bahkan, mahasiswa dari Amerika disebut telah mengunjungi lokasi dan terkesan dengan konsep pemanfaatan sampah menjadi potensi ekonomi dan wisata.
“Saya ingin di tahun ke-108 nanti, kawasan ini sudah berubah total. Jadi bukti bahwa Kota Madiun bisa mengubah masalah menjadi berkah,” tutur Wali Kota Maidi.
Editor : Rizqa Leony Putri
Artikel Terkait