GORONTALO, iNews.id – Jagat maya geger dengan tayangan video pendek pengibaran bendera Merah Putih secara terbalik dan dijadikan bahan lelucon. Rekaman itu viral di media sosial (medsos) sejak beberapa hari terakhir dan diketahui berasal dari salah satu sekolah menengah atas (SMA) di Kota Gorontalo.
Dalam video pendek berdurasi 11 detik yang beredar luas, tampak sejumlah anak berseragam putih abu-abu yang coba mengibarkan bendera Merah Putih secara terbalik. Melihat itu, rekan-rekan lainnya menertawakan hal tersebut dan seakan menjadikannya bahan lelucon.
Kepala SMA 1 Kota Gorontalo Basri Usman Amara membenarkan rekaman yang viral itu dari para siswa di sekolahnya, Jumat (2/11/2018). Ada enam siswa yang terlibat dan sudah diberikan pembinaan.
Dia menjelaskan, kronologi kejadian itu berawal saat seorang siswa melihat bendera Merah Putih tidak berkibar lantaran kainnya terlilit tali. Bendera itu kemudian diturunkan untuk kembali dinaikkan.
Saat akan dinaikkan itulah terjadinya moment tersebut. Bendera yang coba dikibarkan posisinya terbalik. Hal itu lantas membuat siswa lainnya yang melihat hal tersebut tertawa. Bendera selanjutnya diturunkan untuk pasang ulang secara baik dan benar.
“Kejadiannya saat jam istirahat. Karena cepat-cepat, jadi salah pasang. Saat sudah mencapai seperempat dari ketinggian tiang ada yang melihat dan tertawa. Lalu diturunkan kembali, dipasangkan ulang dan dinaikkan. Jadi tidak ada unsur kesengajaan dari keenam siswa kami,” ujarnya.
Dia melanjutkan, pihak sekolah sudah memanggil keenam orang tua murid untuk menandatangani surat perjanjian. Mereka juga sudah minta maaf dan mengklarifikasi jika tidak ada unsur kesengajaan untuk mengibarkan bendera putih merah tersebut.
Para siswa tersebut merupakan murid kelas XII jurusan IPA dan IPS. Kejadian ini juga sudah ditangani Polres Kota Gorontalo. Hasil interogasi, para siswa mengaku menyesal dalam memperlakukan bendera Merah Putih tersebut.
“Sekolah sempat memberi sanksi dengan tidak mengizinkan mereka belajar di kelas hingga orang tuanya datang menghadap dan membuat surat pernyataan. Sementara polisi memberi sanksi bagi keenam siswa untuk membawa tiang dan bendera selama satu bulan ke polres pada hari Sabtu dan Minggu,” tuturnya.
Akibat kejadian itu, pihak sekolah akan lebih memperketat pengawasan terhadap siswa, terutama soal penggunaan ponsel. Semua siswa kini dilarang bawa ponsel. Bila diketahui, maka pihak sekolah akan melakukan penyitaan ponsel hingga beberapa bulan.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait