Karena itu, Muslim dilarang meyakini akan adanya musibah yang terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar. Muslim harus yakin bahwa semua yang terjadi pada Rabu Wekasan apakah itu baik atau buruk merupakan takdir dan kehendak Allah. Seperti tertera dalam rukun iman yang kelima. Yakni meyakini qadha" dan qadar baik dan buruk itu berasal dari Allah.
Syaikh Abdurrauf al-Manawi dalam Faidl al-Qadir juz 1, hal.62 menjelaskan:
وَالْحَاصِلُ أَنَّ تَوَقِّيَ يَوْمِ الْأَرْبِعَاءِ عَلىَ جِهَةِ الطِّيَرَةِ وَظَنِّ اعْتِقَادِ الْمُنَجِّمِيْنَ حَرَامٌ شَدِيْدُ التَّحْرِيْمِ إِذِ الْأَيَّامُ كُلُّهَا لِلهِ تَعَالىَ لَا تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ بِذَاتِهَا وَبِدُوْنِ ذَلِكَ لَا ضَيْرَ وَلَا مَحْذُوْرَ وَمَنْ تَطَيَّرَ حَاقَتْ بِهِ نَحْوَسَتُهُ وَمَنْ أَيْقَنَ بِأّنَّهُ لَا يَضُرُّ وَلَا يَنْفَعُ إِلَّا اللهُ لَمْ يُؤَثِّرْ فِيْهِ شَيْءٌ مِنْ ذَلِكَ
“Walhasil, sesungguhnya segala bentuk kehati-hatian dan penjagaan di hari Rabu atas dasar mitos buruk dan meyakini kebenaran para peramal adalah sangat diharamkan. Sebab semua hari adalah milik Allah. Tidak dapat berdampak buruk dan memberi manfaat dengan sendirinya. Dan dengan tanpa keyakinan akan mitos buruk tersebut, maka diperbolehkan. Barangsiapa meyakini mitos buruk, maka kejadian buruk tersebut benar-benar akan menimpanya. Barangsiapa meyakini bahwa tidak ada yang memberi bahaya dan manfaat kecuali Allah, maka tidak akan terjadi kepadanya keburukan tersebut”.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait