Dia menekankan, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kerja sama lintas elemen.
“Upaya pencegahan tidak bisa hanya dilakukan oleh Polri, tetapi harus melibatkan seluruh unsur, termasuk Forkopimda, tokoh agama, masyarakat, adat, dan pemuda,” kata Kombes Erdi.
FGD tersebut juga menghadirkan Ustaz Imron, eks narapidana terorisme yang kini aktif sebagai Ketua Yayasan Lingkar Perdana Poso. Dia menjadi salah satu figur inspiratif dalam gerakan deradikalisasi di Sulteng.
Dalam materinya bertajuk “Habis Gelap Terbitlah Terang, Cahaya Kebangsaan”, Imron membagikan kisah perjalanannya dari masa kelam hingga akhirnya bangkit untuk membantu negara melawan paham radikal.
“Alhamdulillah saya ucapkan kepada Divisi Humas Polri yang telah memberikan kesempatan kepada kami menyampaikan pengalaman sebagai Eks Napiter. Semoga apa yang saya sampaikan bisa menjadi pelajaran sehingga ke depannya Indonesia ini terlepas dari paham radikalisme dan aksi terorisme,” ucapnya.
Kegiatan FGD ini menegaskan komitmen Polri bersama masyarakat dalam menjaga perdamaian dan menumbuhkan kesadaran kolektif melawan ideologi kekerasan. Melalui dialog terbuka dan edukatif, Polri berharap seluruh lapisan masyarakat mampu menjadi benteng pertama dalam mencegah penyebaran paham radikalisme di Sulteng.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait