PEKANBARU, iNews.id - Seorang warga Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, berinisial Hen, babak belur setelah ditangkap sejumlah orang yang diduga oknum tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Pemuda 30 tahun itu belakangan dilepaskan karena salah tangkap dan bukan terduga teroris.
Ayah Hen, Ibrahim mengatakan, akibat salah tangkap itu, anaknya dirawat di Rumah Sakit Sansani Pekanbaru. Penangkapan Hen dilakukan di dekat rumahnya, Jalan Muslim Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Senin (14/6/2021). Saat itu Hen baru saja pulang mengantarkan adiknya ke sekolah.
Dalam perjalanan, dia dicegat sejumlah orang yang diduga dari tim Densus 88. Aksi ini mendapat perhatian warga. Warga yang melihat itu langsung melaporkan kejadian itu kepadanya.
Saat itu, Hen dimasukkan ke mobil karena disebut sebagai terduga teroris. Ibrahim pun sibuk mencari anaknya dan mencari tahu apa yang terjadi. Namun tidak lama kemudian, petugas menghubungi Ibrahim dan menyebutkan ada kesalahan penangkapan. Ibrahim pun lega anaknya tidak terlibat kelompok jaringan teroris, namun dia tetap risau. Dia berharap ada keadilan bagi anak dan keluarganya.
"Katanya mereka nyari teroris. Rupanya salah tangkap. Ya salah tangkap. Tapi katanya mereka mau tanggung jawab," kata Ibrahim kepada MPI, Selasa (15/6/2021).
Menanggapi hal itu, Polri membantah ada salah tangkap dalam proses operasi penindakan 13 terduga teroris di Riau.
"Tidak ada (salah tangkap)," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (15/6/2021).
Menurut Rusdi, pihak Densus 88 Antiteror Polri telah mendapatkan bukti-bukti pendukung yang kuat dalam proses penangkapan 13 orang tersebut.
"Dipastikan 13 orang yang ditangkap didasari bukti-bukti kuat yang dimiliki Densus sehingga dilakukan penangkapan. Proses masih berjalan," ujar Rusdi.
Rusdi menekankan, pihaknya telah mencermati gerak-gerik 13 orang terduga teroris Riau sejak lama. Hasilnya, mereka diduga kuat terlibat dalam jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI).
"Kelompok ini berperan membantu menyembunyikan apabila ada DPO kepolisian yang menyangkut jamaah islamiyah ketika bergerak ke Riau. Kelompok inilah yang menyembunyikan. Jadi 13 orang ini bertugas nyembunyiin DPO Densus 88, khususnya dari kelompok JI itu mengamankan diri di Riau," kata Rusdi.
Tak hanya itu, kata Rusdi, kelompok ini diduga pernah melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan terorisme, di antaranya pelatihan menggunakan senjata api di sejumlah daerah di Riau.
"Kelompok ini juga telah melakukan kegiatan antara lain pelatihan pengunaan senjata, baik latihan penggunaan senjata tajam, maupun penggunaan senjata api. Ini untuk kelompok yang di Riau," ucap Rusdi.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait