KUPANG, iNews.id - Minimnya infrastruktur pertanian di Kelurahan Babau, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi sorotan. Para petani di wilayah itu sampai perlu membangun jembatan darurat dari bambu secara swadaya.
Untuk bisa mengakses lahan sawah seluas 50 hektare yang terpisah oleh Sungai Olifeo, para petani bergotong-royong menyusun batang bambu sebagai jembatan penyeberangan. Sungai Olifeo bukan hanya lebar dan rentan meluap, tetapi juga dikenal sebagai habitat buaya, yang menambah risiko keselamatan bagi petani saat beraktivitas.
Anggota DPRD Kabupaten Kupang dari Partai Perindo atau dikenal dengan Partai Kita, Mesak Mbura ikut turun tangan membantu. Dia mendukung inisiatif masyarakat dengan memberikan bantuan dana secara swadaya.
“Ide ini datang dari petani, dan saya mendukung penuh. Saya bantu dana walaupun tidak banyak, sebagai bentuk kepedulian,” ujarnya, Selasa (29/7/2025).
Menurutnya, medan yang harus dilalui petani sangat sulit. Mereka bahkan harus membongkar dan memikul hand tractor satu per satu untuk bisa diseberangkan ke lahan persawahan “Kesulitan yang selalu nampak adalah petani harus mempreteli hand tractor dan memikulnya menyeberang Sungai Olifeo. Ini sangat menyulitkan dan berisiko,” katanya.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kupang ini berharap, Pemkab Kupang melalui Dinas PUPR dan Dinas Pertanian segera mengambil langkah konkret. Menurutnya, pembangunan jembatan permanen yang layak sangat mendesak dan tidak bisa lagi ditunda.
“Semoga kerja keras dan jerih payah petani ini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten. Jangan tunggu sampai terjadi korban,” tutur legislator yang mengenyam pendidikan Teknik Sipil di Akademi Teknik Kupang dan Sarjana Hukum dari Universitas Persatuan Guru 1945 NTT.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait