La Nyalla juga menilai dibutuhkan dukungan data yang konkret dari ketersediaan dan kebutuhan komoditas. Selain itu juga data mengenai supply dan demand, termasuk rantai distribusi komoditas tersebut.
"Di sini kita bicara supply chain management. Bagaimana memindahkan atau mendistribusikan hasil komoditas ke daerah atau wilayah yang membutuhkan. Sehingga untuk mengatasi kelangkaan komoditas di wilayah non-penghasil, bukan dijawab dengan kebijakan impor," katanya menjelaskan.
La Nyalla menegaskan sangat diperlukan kebijakan yang tepat sasaran untuk menurunkan biaya pokok produksi ditingkat petani. Termasuk apa yang sudah dilakukan pemerintah melalui program food estate.
"Karena hasil akhir yang ingin dituju yaitu ketercukupan cadangan pangan atau ketahanan pangan. Ketahanan pangan menjadi isu strategis dunia. Apalagi Badan Pangan Dunia FAO sudah memberikan warning adanya potensi krisis pangan global sebagai dampak pandemi Covid-19," katanya.
Oleh karena itu, pemerintah di tahun 2021 menaikkan anggaran ketahanan pangan sebesar 30 persen dari tahun sebelumnya. Atau dari Rp80 triliun di 2020 menjadi Rp104 triliun pada tahun 2021.
Kegiatan panen raya ini turut dihadiri Bupati dan Wakil Bupati SBD dan Ketua Yayasan Kalakioma Julius Bobo selaku pengembang varietas serta Pimpinan Forkompinda hingga camat se-Kabupaten SBD dan kepala desa se-Kecamatan Weekelosawa.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait