JAKARTA, iNews.id - Sudah pernah jalan-jalan ke Batam, Kepulauan Riau (Kepri)? bagi Anda yang sudah, pasti tahu jika Kota Batam tidak ada kabel listrik yang semerawut di jalan. Lalu, di mana kabel listriknya?
Ternyata, kabel-kabel listrik di Kota Batam ditanam di dalam tanah. Tidak adanya jaringan kabel listrik di sisi kanan dan kiri jalan ini yang membedakan Kota Batam dengan kota lain di Indonesia.
Batam sendiri adalah kota terbesar di Provinsi Kepri, Indonesia. Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka.
Pulau Batam, Rempang, dan Galang terkoneksi oleh Jembatan Barelang. Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam, pada tahun 2021 jumlah penduduk Batam mencapai 1.193.088 jiwa, dengan kepadatan 1.153 jiwa/km².
Kota Batam merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan bebas Batam–Bintan–Karimun (BBK).
Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis. Selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat dan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.
Tidak adanya kabel listrik di Kota Batam, dibagikan akun Instargam @gnfi.
Dalam unggahannya, @gnfi menulis: ternyata kabel listrik atau kabel eletik di Batam itu tidak dipasang di atas, sepeti di tempa-tempat lainnya.
Di Batam itu kabel listriknya ditanam di bawah tanah seperti di Malaysia, sehingga tidak semrawut dan kelihatan mengganggu. Lebih indah dan rapi.
Video itu pun mendapat beragam komentar dari netizen, akun @trusight_menyebut bisa menjadi motivasi untuk kota lain.
"Bagus sih biar kota lain termotivasi, tapi masih ada kok kabel melintang-lintang di Kota Batam," katanya.
Hal senada dikatakan akun@bellabellobelle yang mengatakan kabel lisrik masih ada ditemukan di perumahan.
"Memang di jalanan utama Batam seperti itu. Kabel listrik biasa masih ditemukan di perumahan dan beberapa wilayah lain kog," ujarnya.
Sementara akun@nyoongkray menyebut, perawatan dan perbaikan kabel bawah tanah biaya mahal.
"Memang jadi lebih rapih dan indah, tapi perlu diingat biaya perawatan dan perbaikan kabel bawah tanah lebih tinggi dibanding kabel udara," ungkapnya.
Editor : Candra Setia Budi
Artikel Terkait