KUPANG, iNews.id - Ratusan warga korban bencana Badai Seroja di Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), terpaksa mengonsumi air hujan.
Sebagian warga lainnya harus berjalan kaki puluhan kilometer untuk bisa mendapat air bersih dari aliran sungai yang tak layak minum.
"Tak ada lagi cara lain bagi kami dan warga di sini untuk bisa penuhi kebutuhan air dalam rumah pasca badai ini," kata warga Amfoang Utara, Nobertus Boli Suban, Senin (12/4/2021).
Dia mengatakan, setelah badai seroja menghantam daerah itu, semua akses putus total. "Kami pun mulai dilanda kesulitan termasuk mendapatkan air bersih," katanya.
Di tengah kondisi itulah, warga akhirnya mengonsumsi air hujan, yang tertampung sebelum badai itu datang. Tidak hanya itu, warga juga kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok untuk pemenuhan dalam rumah tangga. Semua jalan tertutup.
Dia menuturkan, pemerintah baru mengirimkan sembako, Minggu (11/4/2021) menggunakan helikopter. "Ya, bantuan BNPB, berupa sembako. Ada beras, mi instan dan minyak goreng. Hari ini juga datang lagi bantuan sama," katanya.
Dia menyebut ada 130 kepala keluarga di 4 desa yang sampai saat ini masih terisolir akibat hantaman badai Seroja.
Namun, empat desa ini sudah bisa dijangkau dengan helikopter. Terdapat satu desa yang masih terisolasi karena jembatan putus. "Ada sekitar 500 KK di desa itu," kata dia.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait