Dia mencontohkan pelaku teror di Gereja Katedral Makassar dan Mabes Polri yang masih berusia muda. Bahkan, pelaku teror tidak hanya laki-laki, tetapi mereka memanfaatkan kaum perempuan, bahkan tidak menutup kemungkinan ke depan bisa saja anak-anak.
Oleh karena itu, penegak hukum harus bertindak tegas dan cepat menangani kasus terorisme dan radikalisme karena menjadikan ancaman memecah belah bangsa.
Selain itu, lanjut dia, pelaku teror di antaranya fanatisme secara berlebihan terhadap ISIS di Irak dan Suriah.
"Kami bersama-sama dengan aparat, ulama, dan tokoh mengantisipasi pemahaman sektoral itu agar tidak berkembang," katanya.
Dia pun mengajak masyarakat yang ingin putra/putrinya mendalami konsep dan ilmu agama Islam tentu lebih baik menerima pendidikan di ponpes salafiah atau tradisional sebab di tempat ini mereka memperdalam kajian kitab-kitab gundul untuk membahas ilmu fikih, tasauf, muamalah, dan lainnya.
"Saya kira sejak dahulu hingga sekarang ponpes salafiah tidak ada yang terlibat pelaku terorisme maupun radikalisme," katanya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait