Pembiayaan Pertama dari BTPN Syariah
Dia mengungkapkan, pertama kali atau tepatnya pada 2016 mendapatkan pembiayaan dari BTPN Syariah sebesar Rp4 juta. Saat itu usahanya masih rumahan dibantu oleh tiga karyawan dan produksinya tidak sebanyak sekarang.
Berkat kedisiplinan dan kerja keras, dia kemudian mendapatkan pembiayaan selanjutnya dari BTPN Syariah dengan besaran mencapai Rp20 juta dan usahanya terus berkembang hingga bisa menyewa ruko serta memiliki 15 karyawan.
Usahanya terus berkembang hingga merambah ke luar wilayah Jambi, seperti Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodetabek) hingga Indonesia bagian Timur, seperti Papua. Bahkan, menembus luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Belanda, Jepang dan Korea.
Untuk Jabodetabek Ibu Neng Maryani telah memiliki reseller. "Mulai punya reseller di Jabodetabek itu mulai 2019. Setiap minggu itu saya ada saja order. Dua tahun terakhir ini produksi sehari itu rata-rata di atas 30 kilo ikan per hari," ucapnya.
Irma, salah satu karyawan Neng Maryani menjelaskan, setiap bulan keuntungan bersih mencapai Rp20-30 juta. Keuntungannya akan berlipat saat Ramadan dan lebaran karena pesanan dari konsumen meningkat.
"Kalau Ramadan dan lebaran bisa 50 juta ke atas. Puasa sama lebaran itu banyak pesanan," ucap Irma saat mendampingi Neng Maryani.
Menurutnya, pesanan juga meningkat pada musim libur panjang, libur nasional maupun Natal. "Tanggal merah itu banyak juga pesanan," ucapnya.
Perkembangan usahanya ini dinilai berkat bantuan dari BTPN Syariah. Pembiayaan yang didapat dari BTPN Syariah, selama ini dipergunakan untuk membeli alat pendukung usahanya serta bahan baku.
Dia berharap bisa mendapatkan pembiayaan kembali lebih besar dari BTPN Syariah untuk mendukung usahanya yang terus berkembang. "Kalau bisa nanti beli mesin lagi (kalau dapat pinjaman lebih besar) mesin vakum baru satu," katanya.
Sementara itu, Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin menyampaikan, sebagai bank umum syariah pertama yang fokus mengumpulkan dana dari keluarga sejahtera dan menyalurkan kepada keluarga inklusi sejak 2010 akan terus berikhtiar menjadi organisasi yang terus tumbuh bersama menginspirasi untuk seluruh nasabah beserta keluarga dan komunitas.
"Kami membuka akses inklusi yang ada di pelosok negeri hingga di Jambi sejak Agustus 2015," ucapnya.
Dia mengungkapkan, hingga Februari 2023, pembiayaaan telah tersalurkan lebih dari Rp120 miliar kepada lebih 39.000 perempuan keluarga inklusi di Jambi yang dilayani dan tumbuh bersama.
"Selama kami menekuni bisnis ini, kami terinspirasi kisah-kisah nasabah kami dalam perjuangan mereka mewujudkan niat baik untuk hidup yang lebih berarti, salah satunya cerita Ibu Neng Maryani dengan usaha makanan pempek sosok nasabah inspiratif yang sudah berhasil membangun empat perilaku unggul Berani, Disiplin, Kerja Keras dan Saling Bantu (BDKS ), lalu ada juga Ibu Rina wati penjual sembako dan pakaian sosok nasabah sukses yang usahanya sudah naik kelas," ucapnya.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait