Salah seorang tokoh masyarakat Kampung Pasir Angin, Majali (70) mengatakan, tidak ada yang tahu kapan tepatnya Masjid Baitul Arsy ini dibangun.
"Dari cerita yang ada di masyarakat, masjid kuno ini merupakan tempat berkumpulnya para Wali Songo," kata Majali.
"Bangunan masjid hanya mengalami pergantian pada bagian atap saja, yakni pada tahun 1945 dengan menggunakan genteng," tambah Majali.
Dia melanjutkan, genteng masjid awalnya menggunakan anyaman daun kelapa atau sering disebut hateup.
"Daun kelapa sering rusak termakan usia sehingga harus sering diganti," katanya.
Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang datang berkunjung ke masjid kuno ini. Baik masyarakat dari kabupaten Pandeglang maupun luar daerah.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait