KENDARI, iNews.id – Kericuhan mewarnai demonstrasi ribuan mahasiswa di halaman Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (11/3/2019). Aksi lemparan kayu dan batu dari pengunjuk rasa dibalas aparat dengan menembakan gas air mata serta mengerahkan water canon.
Pantauan iNews, demo anarkistis berlangsung kian terkendali hingga menimbulkan sejumlah korban luka. Melihat hal itu, Kapolda Sultra Brigjen Pol Iriyanto turun langsung meredam bentrokan tersebut.
Kendati lemparan batu mengarah ke aparat, Kapolda dengan berani tetap melakukan pendekatan persuasif dan mengajak mahasiswa pendemo agar berdialog dan menghentikan perlawanan.
“Datang ke sini mendekat, kita bicara, jangan seperti ini,” ujar Kapolda di hadapan ribuan mahasiswa.
Aksi brilian itu awalnya dijawab dengan lemparan batu pengunjuk rasa. Namun hal itu tak membuat Kapolda bergeming. Dia terus berupaya meredam emosi pendemo hingga akhirnya berhasil meyakinkan mereka.
“Saya perintahkan anggota jangan ada yang melepaskan gas air mata,” kata Kapolda.
Beberapa mahasiswa pun mendekat dan mau berkomunikasi. Namun pendemo lainnya masih tetap melemparkan batu hingga sesama mahasiswa yang akhirnya saling memberi pengertian untuk menghentikan kericuhan tersebut.
“Ini Pak Kapolda, jangan ada lagi yang lempar batu,” ucap seorang mahasiswa ke arah rekan-rekannya.
Diketahui, aksi ribuan mahasiswa menuntut gubernur Sultra bertanggung jawab atas aksi kekerasan yang dilakukan personel Satpol PP. Saat itu para petugas Pol PP melakukan kekerasan terhadap rekan-rekan mereka yang berdemo menuntut pencabutan izin usaha pertambangan di Kabupaten Konawe Kepulauan, Rabu (6/3/2019).
Namun upaya mahasiswa meminta keadilan dihalangi aparat saat coba masuk ke Kantor Gubernur Sultra hingga terjadi kericuhan tersebut. Ribuan massa dari berdemo ini merupakan keluarga besar mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait