JAKARTA, iNews.id- Fakta dan keindahan Pulau Galang perlu kamu tahu. Karena begitu banyak kisah yang menarik untuk dibahas. Pulau Galang masuk ke dalam wilayah pemerintahan Kota Batam, Provinsi Riau.
Pulau ini ramai dibicarakan kembali setelah pemerintah berencana mengumumkan pembangunan Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Darurat Covid-19 di pulau tersebut. RSKI ini digadang-gadang sebagai rumah sakit darurat seperti yang ada di Wuhan, Tiongkok.
RSKI Darurat Covid-19 ini mulai dibangun pada 8 Maret 2020 dan dibuka pada April 2020 dengan total anggaran mencapai Rp 400 miliar.
Selain sebagai lokasi RSKI Darurat Covid-19. Pulau Galang juga dikenal sebagai tempat penampungan pengungsi Vietnam pada 1979-1996 yang kala itu disebut 'Manusia Perahu'.
Jejak-jejak peninggalan para pengungsi Vietnam juga masih bisa disaksikan hingga sekarang dan bahkan menjadi daya tarik wisata di Pulau Galang.
Selain fakta-fakta di atas, berikut ini fakta dan keindahan Pulau Galang yang wajib kamu ketahui.
Legenda Pulau Galang
Dikutip dari website kemdikbud.go.id, dikisahkan bahwa pada abad ke-16 Sultan Malaka memerintahkan pembuatan lancang atau bahtera raja.
Para pasukan pun pergi mencari bahan dasar untuk membuat perahu. Hingga sampailah mereka di pulau yang memiliki banyak pohon seraya, pohon yang menjadi bahan dasar untuk membuat perahu atau kapal yang memiliki kualitas baik.
Saat para pembuat kapal tengah membuat kapal, datanglah seorang penduduk setempat yang bernama “Canang”.
Namun, para pembuat kapal mengusirnya agar tidak menganggu.
Mendapat perlakuan demikian, Canang pun bersumpah bahwa lancang tersebut tidak akan bisa turun ke laut.
Agar bisa turun ke laut, perlu landasan tujuh orang wanita yang sedang hamil anak pertama.
Ketujuh wanita itulah kemudian yang menjadi landasan turunnya “lancang” ke laut.
Maka, selanjutnya pulau itu disebut dengan Galangan dalam arti landasan yaitu manusia dijadikan galang. Dalam perkembangannya, penyebutan pulau itu menjadi pulau Galang saja.
Penampungan Pengungsi Vietnam
Awal mula Pulau Galang menjadi tempat pengungsian warga Vietnam adalah karena adanya pergolakan politik yang melanda Vietnam tahun 1970-an.
Pergolakan kian memanas sehingga pecah perang saudara antara kelompok masyarakat bagian selatan dan kelompok masyarakat bagian utara negara itu.
Puluhan ribu warga Vietnam kabur dari negara asalnya setelah terjadi kemenangan Komunis dan peristiwa jatuhnya Saigon pada April 1975.
Hal ini dikarenakan mereka takut jika diperlakukan buruk oleh kepemimpinan yang baru.
Mereka kabur dengan menggunakan perahu untuk pergi ke berbagai negara. Oleh karena itu, mereka kerap dijuluki manusia perahu.
Awalnya, sebanyak 24 pengungsi yang datang dan mendarat di Pulau Laut Indonesia pada 22 Mei 1975. Mereka pun ditampung di oleh penduduk sekitar dan beberapa bangunan yang telah disediakan Pemda setempat.
Namun, jumlah pengungsi Vietnam terus meningkat secara massif sehingga diperlukan penanganan secara khusus yaitu menempatkan mereka di sebuah pulau.
Pemerintah Indonesia kemudian memilih Pulau Galang sebagai tempat untuk 10.000 pengungsi Vietnam.
Alasannya adalah karena Pulau Galang dinilai relatif strategis, yakni hanya berjarak sekitar tujuh kilometer dari Pulau Batam.
Penempatan para manusia perahu di Pulau Galang ini juga dimaksudkan untuk memisahkan mereka dari penduduk lokal dan meminimalisir pembaruan aktif.
Pulau Galang sebagai kamp pengungsi di tutup pada Tahun 1996.
Bekas-bekas peninggalan pengungsi Vietnam pun masih ada hingga kini, seperti bangkai perahu tradisional, museum, tempat ibadah berbagai agama, taman, rumah sakit, bahkan hingga gedung perkantoran di Pulau Galang yang bisa kamu lihat saat berkunjung ke pulau tersebut.
Kisah Tragis Dibalik Humanity Statue di Pulau Galang
Di Pulau galang terdapat sebuah patung yang diberi nama Humanity Park atau ‘Sacre of Humanity’.
Patung sederhana berwarna putih ini dibangun untuk mengenang seorang gadis pengungsi Vietnam bernama Tinh Nhan Loai yang memiliki kisah tragis di sini.
Ia dikabarkan bunuh diri setelah menjadi korban kekerasan seksual oleh pemuda pengungsi Vietnam pada tahun 1985.
Untuk mengenang peristiwa tragis itu, para pengungsi membuat Patung Taman Kemanusiaan ini.
Patung ini juga dijuluki sebagai Tinhn Han Loai yang merupakan nama gadis tersebut.
Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait