KENDARI, iNews.id - Warga Sulawesi Tenggara (Sultra) beberapa waktu belakangan dihebohkan dengan isu banyaknya warga negara asing (WNA) asal Tiongkok yang datang mencari kerja di beberapa daerah di wilayah Sultra. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya WNA asal yang datang hampir setiap harinya melalui Bandara Halu Oleo.
Selasa (24/4/2018) pagi tadi, di Bandara Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, tampak sejumlah WNA asal Tiongkok baru tiba di terminal kedatangan. Sudah hampir sepekan ini WNA asal Tiongkok terus berdatangan di Sultra. Mereka adalah para tenaga kerja asing (TKA) yang akan bekerja di sejumlah tempat di Sultra.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Tenaga Kerja Sulawesi Tenggara, per 6 April 2018, tenaga kerja asing yang terdaftar di Sultra berjumlah 927 orang. Mereka sebagian besar bekerja di sejumlah perusahaan pabrik nikel.
Kepala Disnakertrans Sultra, Saemu Alwi mengatakan, TKA asal Tiongkok ini paling banyak bekerja di PT Virtue Dragon Nickel Industry, dengan jumlah 632 orang. Sementara sisanya bekerja di perusahaan tambang lainya yang tersebar di beberapa kabupaten di Sultra.
“Dari data yang kami miliki, jumlah tenaga kerja asing di Sultra per 6 April 2018 berjumlah 927 orang. Mereka bekerja di 20 perusahaan tambang di Sulawesi Tenggara,” kata Saemu saat ditemui di kantornya, Selasa (24/4/2018) pagi.
Saemu juga menambahkan, jika ratusan WNA yang hampir setiap hari masuk ke Sultra, melalui Bandara Halu Oleo, bukan saja TKA yang bekerja di pabrik nikel di Sultra. “Sebagian ada juga yang bekerja di perusahaan PT IMIP di Morowali, sebab akses terdekat menuju Morowali adalah melalui Kendari,” kata Saemu.
Disnakertrans Sultra, menurut Saemu, hanya melakukan pengawasan terkait perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja asing. Pengawasan itu terkait izin menggunakan tenaga kerja asing (IMTA), sesuai dengan izin penggunaan tenaga kerja asing tersebut. Sementara untuk izin lainnya seperti kelengkapan paspor dan visa merupakan wewenang imigrasi.
Maraknya tenaga kerja asing yang datang ke wilayah Sultra ini membuat warga cukup dilanda kecemasan. Warga Sultra banyak yang khawatir, dengan adanya TKA tersebut, maka tenaga kerja lokal menjadi tersisihkan.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait