Dia mengatakan, saat ini ternak ayam petelurnya berjumlah 500 ekor dengan jumlah pakan yang dihabiskan sejumlah satu sak per tiga hari.
Dalam satu harinya kata dia, 14-15 rak telur dihasilkan dengan nilai penjualan dalam sebulan berkisar Rp20 juta.
Telur yang dijual ke pengecer mengikuti patokan harga yang dipatok distributor telur dari Sidrap ke Kolut.
Yang menjadi kendala sebagai peternak saat ini, kata dia, yakni minimnya ketersediaan pakan di wilayahnya sehingga harus memasok dari Sidrap atau Makassar.
"Vitamin dan obat-obatan dibeli dari jawa. Jadi tidak banyak sih juga untungnya, hanya lancar," ungkapnya.
Dia menambahkan, sebenarnya banyak permintaan dari luar wilayah Sultra, namun jumlah stok yang bisa ia siapkan masih terbatas. Ia pun rencana membangun satu kandang lagi untuk menambah 1.000 ekor ayam lagi.
Editor : Candra Setia Budi
Artikel Terkait