Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, BMKG Bengkulu, Litman, mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal, akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Litman.
Gempa bumi ini, kata Litman, berdampak dan dirasakan di daerah Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, dengan skala intensitas V MMI. Lalu di daerah Liwa, Lampung, dengan skala intensitas IV-V MMI. Di Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong, Lebong, Pulau Enggano, Kecamatan Engano, Kabupaten Bengkulu Utara, dengan skala intensitas IV MMI.
Selanjutnya, di daerah Kota Bengkulu, Kabupaten Mukomuko, Argamakmur Kabupaten Bengkulu Utara, Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara, Musi Rawas, Sumatera Selatan, Oku Selatan, Lubuk Linggau, Lahat, Pagar Alam, Sumatera Selatan, dengan skala intensitas III-IV MMI.
Berikutnya di Martapura, Panimbang, Kecamatan Ngaras, Bandar Lampung, Muara Dua, Semaka, Pematang Sawah, Palembang, dengan skala intensitas III MMI, di daerah Bayah, Malingping, Ujung Kulon, Kecamatan Pesisir Tengah, Labuan, dengan skala intensitas II-III MMI dan di daerah Kerinci, Padang, dengan skala intensitas II MMI.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Litman.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait