JAKARTA, iNews.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan masih ada 689 pendaki dan wisatawan yang hingga kini terjebak di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Mereka kemungkinan belum bisa turun karena sejumlah jalur pendakian tertutup longsor pascagempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) mengguncang Pulau Lombok dan Sumbawa, serta Bali, Minggu (29/7/2018).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sampai hari ini belum dapat memastikan jumlah pendaki yang masih bertahan di Gunung Rinjani setelah terjadinya bencana gempa bumi.
Sejauh ini, kata dia, tim BNPB dan SAR gabungan hingga kini berhasil mengevakuasi 680 jiwa dan masih tersisa 149 jiwa lagi yang saat ini masih berada di sekitaran danau dan Pelalawangan. Dia menyebutkan ada wisatawan yang masih terjebak di dua titik kawasan Gunung Rinjani.
“Tapi, sesuai laporan dari Balai Konservasi Gunung Rinjani di KM 10 Jalur Sembalun masih ada 500 orang yang belum turun. Rinciannya, 135 warga negara asing (WNA) dan 365 wisatawan lokal. Sedangkan di kawasan Batu Ceper 40 orang. Sehingga diperkirakan yang masih terjebak di Gunung Rinjani 689 jiwa,” katanya di Kantor BNPB, Jakarta, Senin (30/7/2018).
Meski demikian, Sutopo mengakui jumlah itu bisa saja bertambah karena banyaknya data yang beredar mengenai jumlah pendaki Gunung Rinjani. Sehingga, BNPB belum bisa memastikan jumlah pendaki yang masih bertahan di gunung tersebut.
"Saat terjadi gempa kita tidak tahu berapa yang pasti pendaki di sana. (Saat gempa) batu-batu berjatuhan dan ada jalur yang terputus. Ada yang turun, tapi ada juga yang menunggu. Jadi tidak ada warga negara asing (WNA) yang meninggal di Rinjani," ujarnya.
Sutopo juga menambahkan bahwa gunung dengan tinggi 3.726 mdpl tersebut setiap hari ada ratusan hingga ribuan pendaki yang ingin menaiki gunung tersebut yang dapat ditempuh dari dua jalur, yaitu Senaru dan Sembalun.
Dia juga menuturkan setelah terjadinya gempa bumi, pihak Balai Gunung Rinjani menutup jalur pendakian mulai 29 Juli 2018 sampai waktu yang tidak ditentukan. Pihak BNPB pun memiliki catatan pada tanggal 27 dan 28 Juli ada 829 orang yang mendaki gunung tersebut.
"Pada tanggal 27 dan 28 Juli terdiri dari 637 jiwa WNA dan 192 WNI (warga negara Indonesia). Jumlah tersebut bisa bertambah dengan jumlah porter, guide, dan tamu yang naik tanggal 25-26 Juli," tuturnya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait