JAKARTA, iNews.id - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,8 mengguncang Bengkulu, Rabu (20/7/2022) pagi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memutakhirkan kekuatan gempa menjadi M5,5.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, gempa di Bengkulu dipicu subduksi lempeng Zona Megathrust.
Episenter gempa Bengkulu M5,5 tersebut terletak pada koordinat 4,33° LS - 101,95° BT tepatnya di laut pada jarak 64 Km arah Barat Daya Kota Bengkulu dengan kedalaman 56 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Bengkulu magnitudo 5,5 pagi tadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Pulau Sumatra di Zona Megathrust," katanya, Rabu (20/7/2022).
Dia mengatakan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme sumber pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan bukti gempa terjadi di Zona Megathrust.
Gempa ini dirasakan sangat kuat di Kota Bengkulu dalam Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) IV - V MMI hingga warga lari berhamburan keluar rumah. Sementara itu di Kepahiang, Bengkulu Utara guncangan juga masih kuat dalam skala intensitas III - IV MMI. Kemudian di Mukomuko, Krui dalam skala intensitas III MMI serta di Muara Dua, Lubuk Linggau dalam intensitas II MMI.
Hasil pemodelan menunjukkan gempa Bengkulu ini tidak berpotensi tsunami. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
BMKG mencatat gempa besar pernah terjadi di Bengkulu pada 4 Juni 2000 dengan Magnitudo 7,9 yang menewaskan 94 orang. Selanjutnya gempa dahsyat terjadi pada 12 September 2007 dengan Magnitudo 8,5 memicu tsunami dan menewaskan 23 orang.
"Bengkulu merupakan daerah rawan gempa dan tsunami, sehingga upaya mitigasi gempa dan tsunami secara kongkret wajib diwujudkan untuk mengurangi risiko bencana yang dapat terjadi lagi di masa yang akan datang," kata Daryono.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait