Kejadian gempa bumi itu diakibatkan oleh aktivitas zona penunjaman pada megathrust, dengan mekanisme sesar naik berarah barat laut-tenggara dengan sudut landai dan kedudukan N 347 E, dip 6, dan rake 125.
Hal itu diketahui berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG, GFZ Jerman, dan USGS Amerika Serikat,
Badan Geologi menjelaskan, sebagian batuan berumur tersier tersebut telah mengalami pelapukan.
Endapan kuarter dan batuan berumur tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat lunak, lepas, belum kompak atau unconsolidated dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
Selain itu, pada morfologi perbukitan terjal dan batuannya telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait